Rabu, 16 Mei 2012

FF :D

Assalamu'alaikum~


Title : I Need You (1)
Author : Kang I Na
Main Cast : Geum Se Ryung, Byun Baek Hyun (EXO), Park Chan Yeol (EXO)
Genre : Romance
Rating : 14+
PS : karena aku newbie, maaf yaa kalo ff nya jelek banget dan bahasa koreanya amburadul. gomawo! XD


Baek Hyun menatap danau tanpa ekspresi. Seperti biasa, dia adalah pria paling misterius di dunia. Aku juga ikut menatap danau seperti apa yang ia lakukan tanpa berkata apapun. Aku sudah lelah bicara dengannya. Lebih tepatnya, aku lelah berceloteh sendiri. Aku tak pernah tau apa yang Baek Hyun pikirkan ketika aku bicara panjang-lebar di hadapannya. Dia selalu menatapku tanpa ekspresi sama seperti yang ia lakukan sekarang. Terkadang aku tidak bisa menemukan dirinya. Siapa yang ia pikirkan atau apa yang ia pikirkan, aku tidak tau. Yang jelas itu membuatku sedih.




-Author POV-
Se Ryung berjalan keluar rumah. Di sana ada Chanyeol seperti biasa. Chanyeol adalah tetangganya sejak mereka SMP. Sekarang, keduanya adalah anak SMA.
“Kau selalu menungguku meskipun kau tidak tau aku sudah berangkat atau belum.”ujar Se Ryung pada Chanyeol.
Chanyeol tersenyum, “aku menunggumu karena aku tau pasti kalau kau selalu bangun kesiangan dan berangkat terlambat.”
“Enak saja!”

-Se Ryung POV-
Aku dan Chanyeol bercanda sepanjang perjalanan. Dia adalah pria yang sangat baik dan manis. Atau lebih tepatnya, sangat manis. Beda sekali dengan Baek Hyun yang kejam, tidak berekpresi, dan tidak bisa diajak bercanda. Sebenarnya, aku, Baek Hyun dan Chanyeol adalah teman. Aku bertemu Baek Hyun di SMA saat kelas 2, sementara Chanyeol adalah sahabat Baek Hyun sendiri saat SD.
Sesampainya kami di sekolahan, Baek Hyun, seperti biasa duduk di bangku pojok depan kelas sambil membaca buku.
“Bagaimana mungkin kau bisa jatuh cinta pada orang menyebalkan itu, Se Ryung?”tanya Chanyeol menggodaku. Aku meninjunya dengan tinju ayamku yang tak ada apa-apanya. Chanyeol benar, bagaimana mungkin aku bisa jatuh cinta pada orang paling menyebalkan di dunia itu? Baek Hyun, yang selalu diam, tidak berekpresi sama sekali, ternyata telah berhasil membuatku jatuh cinta.
“Selamat pagi.”sapaku.
“Pagi.”sapanya dingin. Aku mengerutkan senyum. Sebenarnya mulai kaku atas sikapnya yang menyebalkan. Aku menoleh ke arah lain.
Tiba-tiba aku merasakan dia menatapku. Tapi hanya sebentar saja sampai aku menatapnya lagi. Aku ingin menatapnya, dan aku ingin dia menatapku dengan penuh cinta. Tapi sepertinya, kami mengalami cinta sepihak. Yang itu artinya, hanya aku yang jatuh cinta padanya.
Aku menoleh ke arah Chanyeol. Dia sedang bermain kartu UNO bersama teman-temannya. Aku tidak mengerti apa asiknya kartu itu. guru Kim datang. Semua anak segera duduk di bangku masing-masing dan mulai pelajaran.

-Baek Hyun POV-
Gadis itu berjalan dalam diam. Tidak biasanya aku diterornya dengan sikapnya yang diam saja. Biasanya dia selalu ceria, berceloteh dan menceritakan berbagai lelucon. Dia berjalan beberapa meter di depanku. Sejak tadi siang setelah istirahat, dia jadi begitu kaku. Begitu dingin dan menyeramkan.
Sebenarnya ini sudah hampir 3 bulan sejak kami pacaran. Dan kini aku mulai merasakan bahwa aku membutuhkannya. Sebelumnya, kami pacaran karena Chanyeol menjadi makcomblang kami. Dan aku menyetujuinya karena aku ingin melupakan seseorang—yang sangat kusuka—yang meninggalkanku sendirian secara tiba-tiba. Kupikir akan bagus jika aku memulai hal yang baru. Seperti memulai dengan Se Ryung.
Se Ryung tidak seperti gadis-gadis lainnya yang kukenal. Juga tidak seperti gadis itu—yang meninggalkanku—. Sebenarnya dia manis dan cantik, namun dia tidak jaim seperti gadis-gadis itu. itulah yang diam-diam kusuka darinya.
Selama perjalanan pulang ini aku berharap mendengar suaranya. Namun dia tetap diam. Aku hanya dapat melihat rambut coklatnya dari belakang. Aku ingin sekali memanggilnya tapi nyatanya aku tidak bisa. Aku tidak pernah bisa memanggilnya. Entah kenapa, aku selalu bersikap acuh padanya.
Sebenarnya, aku bersikap dingin agar dia tidak terlalu membutuhkan aku apabila suatu hari nanti aku meninggalkannya seperti apa wanita itu lakukan padaku. Tapi pada kenyataanya, sekarang aku sendirilah yang membutuhkannya. Sudah 1 tahun wanita itu meninggalkanku. Dan sudah 3 bulan Se Ryung menjadi pacarku. Seharusnya aku sudah bisa melupakan wanita itu. tapi menatap Se Ryung, aku seperti melihat wanita itu lagi. aku tidak bisa begini. Hal itu hanya akan menyakiti Se Ryung. Dan akhirnya, akupun jarang menatapnya.
Kami terus berjalan sampai melewati danau tempat Chanyeol menjebak kami untuk blind date dan juga menjadi tempat yang sama di mana Se Ryung menyatakan cintanya padaku dan aku menerimanya.
“Se Ryung-ah—“ panggilku lirih. Tapi tidak ada respon. Apakah dia marah padaku? Atau suaraku tidak terdengar olehnya?
Tiba-tiba dia berhenti. Hal itu juga menghentikan langkahku. “Baek Hyun-ah,”ujarnya sambil menoleh, “sudah berapa lama kita pacaran?”tanyanya sambil tersenyum. Aku tercekat. Kata-katanya seolah mengungkapkan bahwa aku benar-benar tidak memperdulikan hubungan ini. Se Ryung, aku sudah bersamamu 3 bulan, kenapa kau mengatakan itu?
“Kurasa sudah 3 bulan.”jawabku bingung. Se Ryung tersenyum lagi.
“Syukurlah kau masih ingat,”senyumnya makin lebar. Benar-benar wajah gadis polos. Atau mungkin terlalu naïf, “setelah ini aku akan pergi ke rumah Soo Hee. Aku pergi dulu ya?”
Gadis itu, pacarku, melambaikan tangan. Aku hanya menatapnya. Tidak tau apa yang harus kukatakan.

-Author POV-
Paginya, Chanyeol, seperti biasa menunggu Se Ryung di luar rumahnya. Tidak lama kemudian, gadis berambut coklat itu keluar dari rumahnya. Mereka saling melempar senyum dan kemudian berjalan bersama ke sekolah.
“Tidakkah kau lelah terus menjadi badut tidak lucu bagi Baek Hyun?”tanya Chanyeol tiba-tiba.
“Mwo? Kenapa kau mengatakan hal itu?”balas Se Ryung.
“Aku tidak tahan saja melihatmu terus melucu di depan orang yang tidak pernah bisa tertawa itu.”
“Ya! Dia kan temanmu!”
“Kau juga temanku, Se Ryung.”
Se Ryung diam saja. Benar juga. Tapi, bagaimanapun juga, Se Ryung tidak bisa putus dari Baek Hyun. Kemana nanti dia akan membawa mukanya kalau ia putus dengan Baek Hyun?

Bel sekolah berbunyi, seluruh murid keluar dari kelas bersiap untuk pulang.
Ketika sedang mengambil buku dari loker, tiba-tiba Baek Hyun muncul di samping Se Ryung.
“Se Ryung-ah,”panggil Baek Hyun. Se Ryung menatapnya horror. Tidak biasanya Baek Hyun memanggil namanya.
“Mwo?”tanya Se Ryung.
“Geulae…”ujar Baek Hyun. Se Ryung menatap tangan pacarnya itu dan melihat dua tiket nonton gratis.
“eo? Apa ini?”
“Aku mendapatkan ini dari hadiah teka teki silang di majalah, karena ada dua, aku mengajakmu.”
“Benarkah?!”Se Ryung tampak sangat bahagia. Dia tersenyum girang sambil menatap Baek Hyun. Tidak biasanya, atau mungkin lebih tepatnya tidak pernah Baek Hyun mengajaknya nonton.
“Ye.”
“Waaaah….”Se Ryung menatap tiket itu. dia selalu membayangkan bisa nonton dengan Baek Hyun, dan sekarang impiannya terkabul! “gamsahabnida!!!” gadis itu memeluk Baek Hyun. Di balik leher Se Ryung, Baek Hyun tersenyum.

-Baek Hyun POV-
Aku dan pacarku, Se Ryung sedang dalam perjalanan menuju ke bioskop sekarang. Wajah lama Se Ryung yang jarang kujumpai sekarang tampak muncul lagi. Semangat dan bahagia. Aku senang sekali melihat dia begitu ceria. Inilah yang kutunggu-tunggu dari kemarin.
Awalnya aku sangat kesal karena dia begitu cerewet dan berlebihan. Namun kemarin, aku menyadari bahwa keceriaan dan celotehannya itulah yang paling kubutuhkan.
“Film apa yang akan kita tonton Baek Hyun-ah?”tanyanya padaku.
“Kita bebas memilih film apapun. Yang penting kita menunjukkan tiketnya.”jawabku. dia tersenyum puas seperti anak kecil yang berhasil memenangkan pertandingan sepele.
Sesampainya kami bioskop, Se Ryung memilih film sementara aku membeli popcorn. Aku tidak terlalu tertarik dengan film layar lebar sehingga aku menyuruhnya memilih sendiri. Kami duduk di deretan paling belakang. Aku tidak tau film apa yang dipilihnya. Tapi bercerita tentang robot-robot dan misi penyelamatan dunia.
“Chagiyaa, bolehkah aku memelukmu?”tanya seseorang di sampingku pada kekasihnya. Pria norak itu mengerling manja pada pacarnya. Hal yang jelas tidak pernah kulakukan dengan Se Ryung. Aku Dan Se Ryung saling menatap pasangan norak itu dengan kaku.
“Tentu sajaa~”balas si gadis sama manjanya. Aku sendiri merasa jijik dengan tingkah mereka. Tapi tiba-tiba aku merasakan Se Ryung bergerak-gerak gelisah di kursinya. Aku melirik menggunakan ekor mataku dan menemukan posisinya agak jauh dariku sekarang.
Film ini jelas bukan film romantis, tapi pasangan norak yang duduk di sampingku sekarang benar-benar sedang bermesraan. Ketika sebuah bom meledak mengenai gedung-gedung tinggi di New York, keduanya malah berciuman. Ini benar-benar menggangguku. Terutama aku tidak pernah melakukannya dengan Se Ryung. Aku pernah berciuman dengan pacarku dulu, bukan Se Ryung—wanita itu—tapi kami diam-diam. Tidak mengumbar-umbar seperti dua orang ini.

-Chanyeol POV-
Aku berusaha menghubungi Se Ryung tapi ponselnya tidak aktif. Aku masih tidak mengerti dengannya. Dia suka pada sahabatku, sahabatku sejak SD, Baek Hyun, dan aku diam-diam juga menyukainya.
Meskipun aku menyukai Se Ryung, aku justru membantunya untuk bisa pacaran dengan Baek Hyun. Bagaimanapun juga aku senang melihatnya bahagia. Tapi, sebenarnya aku tidak rela. Melihat Baek Hyun begitu dingin pada gadis yang kusukai membuatku panas-dingin setiap melihatnya.
Kenapa kau tidak menjawab telponku Se Ryung?! Aku gelisah menatap handphoneku yang tak kunjung berdering. Biasanya ketika Se Ryung tau kalau aku menelpon dan dia tidak mengangkatnya saat itu, dia akan menelponku balik. Tapi ini sudah 15 menit sejak terakhir kali aku menelponnya.
Jangan-jangan dia sedang bersama Baek Hyun?! Tiba-tiba muncul pikiran-pikiran yadong menari-nari di kepalaku. Aku membayangkan Baek Hyun membuka baju Se Ryung! Aku menggeleng-gelengkan kepala untuk mengenyahkan pikiran kotor itu.
Bagaimana kalau mereka….benar-benar….
Se Ryung sangat polos dan sangat naïf. Aku segera beranjak dari tempat dudukku. Aku harus melakukan sesuatu! Tapi, aku tidak tau harus melakukan apa.
Awas saja kalau si jelek Baek Hyun itu mengapa-apakan Se Ryung!

-Se Ryung POV-
Tangannya yang putih menggenggam secarik kertas yang ditawarkan SPG di jalan tadi. Aku berjalan dengan Baek Hyun dalam diam. Sebenarnya, bisa nonton dengannya saja aku sudah sangat puas. Udara sangat dingin. Salju mulai turun perlahan menyelimuti Seoul.
Di tengah jalan, ketika kami sudah hampir sampai rumahku (Baek Hyun mengantarku sampai rumah! XD) muncullah Chanyeol. Dia menatap kami dengan tatapan tidak tertebak.
“Chanyeol?”panggilku.
“D… darimana saja kalian?”tanyanya agak gugup. Aku langsung menangkap maksudnya.
“Kami barusan nonton.”jawab Baek Hyun tenang. Aku menatap Baek Hyun—pacarku—penuh arti. Dia mengatakannya seolah dia benar-benar pangeranku.
“Jadi, itu kenapa kau mematikan ponselmu?”tanya Chanyeol padaku.
“Tentu saja. Bukankah ada peraturannya? Handphone harap dimatikan.”jawabku.
“Memangnya kenapa Chanyeol?”tanya Baek Hyun. Aku kaget. Dia tidak pernah perduli sebelumnya. Bahkan untuk hal sebesar apapun. Dia kan es batu. Tapi sekarang, detik ini, di depanku, dia bertanya pada Chanyeol dengan nada canggung. Hal yang tidak pernah dan aneh sekali untuk diucapkan seorang Byun Baek Hyun.
Chanyeol menatap kami berdua dengan muka horror, “tidak ada apa-apa. Aku hanya heran saja.”
“Heran,”ucap Baek Hyun menghentikan kalimatnya, “atau cemburu?”
Alis Chanyeol berkerut, sementara Baek Hyun masih menatapnya dingin. Kalau kalian pernah menonton drama Naughty Kiss, ini seperti pertarungan antara Baek Sen Joo dan Jun Goo (?). Tidak lucu tapi aneh.
“YA! Dingin sekali di sini!”ujarku keras-keras. Aku tidak ingin terjadi apapun di antara kami bertiga. Meskipun aku tidak tau apa maksud mereka berdua. Lagipula, mana mungkin Chanyeol cemburu! Gadis yang disukainya kan Lee Na Ri!
“Pulanglah,”Baek Hyun menatapku, satu hal gila terjadi lagi hari ini, “biarkan Chanyeol mengantarmu.”
Chanyeol diam saja. Aku menuruti kata-kata Baek Hyun. Aku dan Chanyeol pulang. Sementara Baek Hyun tetap di tempatnya sampai aku tidak bisa melihatnya lagi di perempatan.

-Author POV-
Pagi berikutnya, Chanyeol dan Se Ryung berangkat berdua seperti biasa. Tapi bedanya, Chanyeol agak diam pagi ini. Dia tidak banyak bicara. Sesekali ia melihat handphonenya namun Se Ryung tidak tau apa yang sebenarnya dilihat cowok itu di handphonenya.
Salju sudah tidak setebal kemarin, sepertinya musim semi akan segera tiba.
Di kelas, Se Ryung langsung duduk di samping Baek Hyun. Bukannya tidak mau menyapa, tapi Se Ryung tidak mau diacuhkan lagi. Pengalaman kemarin malam tidak membuat Se Ryung yakin Baek Hyun sudah berubah.
“Pagi.”sapa Baek Hyun. Tapi matanya menuju ke arah buku. Se Ryung menatapnya, agak tersinggung. Jadi kata-kata ‘pagi’ yang diucapkan Baek Hyun itu hanyalah rekaman?! Tapi dia juga terkejut karena dilihat dari sisi positif, ini kan tidak mungkin di lakukan Baek Hyun… 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar