Title : I Need You (1)
Author : Kang I Na
Main Cast : Geum Se Ryung, Byun Baek Hyun (EXO), Park Chan Yeol (EXO)
Genre : Romance
Rating : 14+
PS : karena aku newbie, maaf yaa kalo ff nya jelek banget dan bahasa koreanya amburadul. gomawo! XD
Baek Hyun
menatap danau tanpa ekspresi. Seperti biasa, dia adalah pria paling misterius
di dunia. Aku juga ikut menatap danau seperti apa yang ia lakukan tanpa berkata
apapun. Aku sudah lelah bicara dengannya. Lebih tepatnya, aku lelah berceloteh
sendiri. Aku tak pernah tau apa yang Baek Hyun pikirkan ketika aku bicara
panjang-lebar di hadapannya. Dia selalu menatapku tanpa ekspresi sama seperti
yang ia lakukan sekarang. Terkadang aku tidak bisa menemukan dirinya. Siapa
yang ia pikirkan atau apa yang ia pikirkan, aku tidak tau. Yang jelas itu
membuatku sedih.
-Author POV-
Se Ryung
berjalan keluar rumah. Di sana ada Chanyeol seperti biasa. Chanyeol adalah
tetangganya sejak mereka SMP. Sekarang, keduanya adalah anak SMA.
“Kau selalu
menungguku meskipun kau tidak tau aku sudah berangkat atau belum.”ujar Se Ryung
pada Chanyeol.
Chanyeol
tersenyum, “aku menunggumu karena aku tau pasti kalau kau selalu bangun
kesiangan dan berangkat terlambat.”
“Enak saja!”
-Se Ryung
POV-
Aku dan
Chanyeol bercanda sepanjang perjalanan. Dia adalah pria yang sangat baik dan
manis. Atau lebih tepatnya, sangat manis. Beda sekali dengan Baek Hyun yang
kejam, tidak berekpresi, dan tidak bisa diajak bercanda. Sebenarnya, aku, Baek Hyun
dan Chanyeol adalah teman. Aku bertemu Baek Hyun di SMA saat kelas 2, sementara
Chanyeol adalah sahabat Baek Hyun sendiri saat SD.
Sesampainya
kami di sekolahan, Baek Hyun, seperti biasa duduk di bangku pojok depan kelas
sambil membaca buku.
“Bagaimana
mungkin kau bisa jatuh cinta pada orang menyebalkan itu, Se Ryung?”tanya
Chanyeol menggodaku. Aku meninjunya dengan tinju ayamku yang tak ada
apa-apanya. Chanyeol benar, bagaimana mungkin aku bisa jatuh cinta pada orang
paling menyebalkan di dunia itu? Baek Hyun, yang selalu diam, tidak berekpresi
sama sekali, ternyata telah berhasil membuatku jatuh cinta.
“Selamat
pagi.”sapaku.
“Pagi.”sapanya
dingin. Aku mengerutkan senyum. Sebenarnya mulai kaku atas sikapnya yang
menyebalkan. Aku menoleh ke arah lain.
Tiba-tiba aku
merasakan dia menatapku. Tapi hanya sebentar saja sampai aku menatapnya lagi.
Aku ingin menatapnya, dan aku ingin dia menatapku dengan penuh cinta. Tapi
sepertinya, kami mengalami cinta sepihak. Yang itu artinya, hanya aku yang
jatuh cinta padanya.
Aku menoleh
ke arah Chanyeol. Dia sedang bermain kartu UNO bersama teman-temannya. Aku
tidak mengerti apa asiknya kartu itu. guru Kim datang. Semua anak segera duduk
di bangku masing-masing dan mulai pelajaran.
-Baek Hyun
POV-
Gadis itu
berjalan dalam diam. Tidak biasanya aku diterornya dengan sikapnya yang diam
saja. Biasanya dia selalu ceria, berceloteh dan menceritakan berbagai lelucon.
Dia berjalan beberapa meter di depanku. Sejak tadi siang setelah istirahat, dia
jadi begitu kaku. Begitu dingin dan menyeramkan.
Sebenarnya
ini sudah hampir 3 bulan sejak kami pacaran. Dan kini aku mulai merasakan bahwa
aku membutuhkannya. Sebelumnya, kami pacaran karena Chanyeol menjadi
makcomblang kami. Dan aku menyetujuinya karena aku ingin melupakan
seseorang—yang sangat kusuka—yang meninggalkanku sendirian secara tiba-tiba.
Kupikir akan bagus jika aku memulai hal yang baru. Seperti memulai dengan Se
Ryung.
Se Ryung
tidak seperti gadis-gadis lainnya yang kukenal. Juga tidak seperti gadis
itu—yang meninggalkanku—. Sebenarnya dia manis dan cantik, namun dia tidak jaim
seperti gadis-gadis itu. itulah yang diam-diam kusuka darinya.
Selama
perjalanan pulang ini aku berharap mendengar suaranya. Namun dia tetap diam.
Aku hanya dapat melihat rambut coklatnya dari belakang. Aku ingin sekali
memanggilnya tapi nyatanya aku tidak bisa. Aku tidak pernah bisa memanggilnya.
Entah kenapa, aku selalu bersikap acuh padanya.
Sebenarnya,
aku bersikap dingin agar dia tidak terlalu membutuhkan aku apabila suatu hari
nanti aku meninggalkannya seperti apa wanita itu lakukan padaku. Tapi pada
kenyataanya, sekarang aku sendirilah yang membutuhkannya. Sudah 1 tahun wanita
itu meninggalkanku. Dan sudah 3 bulan Se Ryung menjadi pacarku. Seharusnya aku
sudah bisa melupakan wanita itu. tapi menatap Se Ryung, aku seperti melihat
wanita itu lagi. aku tidak bisa begini. Hal itu hanya akan menyakiti Se Ryung.
Dan akhirnya, akupun jarang menatapnya.
Kami terus
berjalan sampai melewati danau tempat Chanyeol menjebak kami untuk blind date
dan juga menjadi tempat yang sama di mana Se Ryung menyatakan cintanya padaku
dan aku menerimanya.
“Se Ryung-ah—“
panggilku lirih. Tapi tidak ada respon. Apakah dia marah padaku? Atau suaraku
tidak terdengar olehnya?
Tiba-tiba dia
berhenti. Hal itu juga menghentikan langkahku. “Baek Hyun-ah,”ujarnya sambil
menoleh, “sudah berapa lama kita pacaran?”tanyanya sambil tersenyum. Aku
tercekat. Kata-katanya seolah mengungkapkan bahwa aku benar-benar tidak
memperdulikan hubungan ini. Se Ryung, aku sudah bersamamu 3 bulan, kenapa kau
mengatakan itu?
“Kurasa sudah
3 bulan.”jawabku bingung. Se Ryung tersenyum lagi.
“Syukurlah
kau masih ingat,”senyumnya makin lebar. Benar-benar wajah gadis polos. Atau
mungkin terlalu naïf, “setelah ini aku akan pergi ke rumah Soo Hee. Aku pergi
dulu ya?”
Gadis itu,
pacarku, melambaikan tangan. Aku hanya menatapnya. Tidak tau apa yang harus
kukatakan.
-Author POV-
Paginya,
Chanyeol, seperti biasa menunggu Se Ryung di luar rumahnya. Tidak lama
kemudian, gadis berambut coklat itu keluar dari rumahnya. Mereka saling
melempar senyum dan kemudian berjalan bersama ke sekolah.
“Tidakkah kau
lelah terus menjadi badut tidak lucu bagi Baek Hyun?”tanya Chanyeol tiba-tiba.
“Mwo? Kenapa
kau mengatakan hal itu?”balas Se Ryung.
“Aku tidak
tahan saja melihatmu terus melucu di depan orang yang tidak pernah bisa tertawa
itu.”
“Ya! Dia kan
temanmu!”
“Kau juga
temanku, Se Ryung.”
Se Ryung diam
saja. Benar juga. Tapi, bagaimanapun juga, Se Ryung tidak bisa putus dari Baek
Hyun. Kemana nanti dia akan membawa mukanya kalau ia putus dengan Baek Hyun?
Bel sekolah
berbunyi, seluruh murid keluar dari kelas bersiap untuk pulang.
Ketika sedang
mengambil buku dari loker, tiba-tiba Baek Hyun muncul di samping Se Ryung.
“Se Ryung-ah,”panggil
Baek Hyun. Se Ryung menatapnya horror. Tidak biasanya Baek Hyun memanggil
namanya.
“Mwo?”tanya
Se Ryung.
“Geulae…”ujar
Baek Hyun. Se Ryung menatap tangan pacarnya itu dan melihat dua tiket nonton
gratis.
“eo? Apa
ini?”
“Aku
mendapatkan ini dari hadiah teka teki silang di majalah, karena ada dua, aku
mengajakmu.”
“Benarkah?!”Se
Ryung tampak sangat bahagia. Dia tersenyum girang sambil menatap Baek Hyun.
Tidak biasanya, atau mungkin lebih tepatnya tidak pernah Baek Hyun mengajaknya
nonton.
“Ye.”
“Waaaah….”Se
Ryung menatap tiket itu. dia selalu membayangkan bisa nonton dengan Baek Hyun,
dan sekarang impiannya terkabul! “gamsahabnida!!!” gadis itu memeluk Baek Hyun.
Di balik leher Se Ryung, Baek Hyun tersenyum.
-Baek Hyun
POV-
Aku dan
pacarku, Se Ryung sedang dalam perjalanan menuju ke bioskop sekarang. Wajah
lama Se Ryung yang jarang kujumpai sekarang tampak muncul lagi. Semangat dan
bahagia. Aku senang sekali melihat dia begitu ceria. Inilah yang
kutunggu-tunggu dari kemarin.
Awalnya aku
sangat kesal karena dia begitu cerewet dan berlebihan. Namun kemarin, aku
menyadari bahwa keceriaan dan celotehannya itulah yang paling kubutuhkan.
“Film apa
yang akan kita tonton Baek Hyun-ah?”tanyanya padaku.
“Kita bebas
memilih film apapun. Yang penting kita menunjukkan tiketnya.”jawabku. dia
tersenyum puas seperti anak kecil yang berhasil memenangkan pertandingan sepele.
Sesampainya
kami bioskop, Se Ryung memilih film sementara aku membeli popcorn. Aku tidak
terlalu tertarik dengan film layar lebar sehingga aku menyuruhnya memilih
sendiri. Kami duduk di deretan paling belakang. Aku tidak tau film apa yang
dipilihnya. Tapi bercerita tentang robot-robot dan misi penyelamatan dunia.
“Chagiyaa,
bolehkah aku memelukmu?”tanya seseorang di sampingku pada kekasihnya. Pria
norak itu mengerling manja pada pacarnya. Hal yang jelas tidak pernah kulakukan
dengan Se Ryung. Aku Dan Se Ryung saling menatap pasangan norak itu dengan
kaku.
“Tentu
sajaa~”balas si gadis sama manjanya. Aku sendiri merasa jijik dengan tingkah
mereka. Tapi tiba-tiba aku merasakan Se Ryung bergerak-gerak gelisah di
kursinya. Aku melirik menggunakan ekor mataku dan menemukan posisinya agak jauh
dariku sekarang.
Film ini
jelas bukan film romantis, tapi pasangan norak yang duduk di sampingku sekarang
benar-benar sedang bermesraan. Ketika sebuah bom meledak mengenai gedung-gedung
tinggi di New York, keduanya malah berciuman. Ini benar-benar menggangguku.
Terutama aku tidak pernah melakukannya dengan Se Ryung. Aku pernah berciuman
dengan pacarku dulu, bukan Se Ryung—wanita itu—tapi kami diam-diam. Tidak
mengumbar-umbar seperti dua orang ini.
-Chanyeol
POV-
Aku berusaha
menghubungi Se Ryung tapi ponselnya tidak aktif. Aku masih tidak mengerti
dengannya. Dia suka pada sahabatku, sahabatku sejak SD, Baek Hyun, dan aku
diam-diam juga menyukainya.
Meskipun aku
menyukai Se Ryung, aku justru membantunya untuk bisa pacaran dengan Baek Hyun.
Bagaimanapun juga aku senang melihatnya bahagia. Tapi, sebenarnya aku tidak
rela. Melihat Baek Hyun begitu dingin pada gadis yang kusukai membuatku
panas-dingin setiap melihatnya.
Kenapa kau
tidak menjawab telponku Se Ryung?! Aku gelisah menatap handphoneku yang tak
kunjung berdering. Biasanya ketika Se Ryung tau kalau aku menelpon dan dia
tidak mengangkatnya saat itu, dia akan menelponku balik. Tapi ini sudah 15
menit sejak terakhir kali aku menelponnya.
Jangan-jangan
dia sedang bersama Baek Hyun?! Tiba-tiba muncul pikiran-pikiran yadong
menari-nari di kepalaku. Aku membayangkan Baek Hyun membuka baju Se Ryung! Aku
menggeleng-gelengkan kepala untuk mengenyahkan pikiran kotor itu.
Bagaimana
kalau mereka….benar-benar….
Se Ryung
sangat polos dan sangat naïf. Aku segera beranjak dari tempat dudukku. Aku
harus melakukan sesuatu! Tapi, aku tidak tau harus melakukan apa.
Awas saja
kalau si jelek Baek Hyun itu mengapa-apakan Se Ryung!
-Se Ryung
POV-
Tangannya
yang putih menggenggam secarik kertas yang ditawarkan SPG di jalan tadi. Aku
berjalan dengan Baek Hyun dalam diam. Sebenarnya, bisa nonton dengannya saja
aku sudah sangat puas. Udara sangat dingin. Salju mulai turun perlahan
menyelimuti Seoul.
Di tengah
jalan, ketika kami sudah hampir sampai rumahku (Baek Hyun mengantarku sampai
rumah! XD) muncullah Chanyeol. Dia menatap kami dengan tatapan tidak tertebak.
“Chanyeol?”panggilku.
“D… darimana
saja kalian?”tanyanya agak gugup. Aku langsung menangkap maksudnya.
“Kami barusan
nonton.”jawab Baek Hyun tenang. Aku menatap Baek Hyun—pacarku—penuh arti. Dia
mengatakannya seolah dia benar-benar pangeranku.
“Jadi, itu
kenapa kau mematikan ponselmu?”tanya Chanyeol padaku.
“Tentu saja.
Bukankah ada peraturannya? Handphone harap dimatikan.”jawabku.
“Memangnya
kenapa Chanyeol?”tanya Baek Hyun. Aku kaget. Dia tidak pernah perduli
sebelumnya. Bahkan untuk hal sebesar apapun. Dia kan es batu. Tapi sekarang,
detik ini, di depanku, dia bertanya pada Chanyeol dengan nada canggung. Hal
yang tidak pernah dan aneh sekali untuk diucapkan seorang Byun Baek Hyun.
Chanyeol
menatap kami berdua dengan muka horror, “tidak ada apa-apa. Aku hanya heran
saja.”
“Heran,”ucap
Baek Hyun menghentikan kalimatnya, “atau cemburu?”
Alis Chanyeol
berkerut, sementara Baek Hyun masih menatapnya dingin. Kalau kalian pernah
menonton drama Naughty Kiss, ini seperti pertarungan antara Baek Sen Joo dan
Jun Goo (?). Tidak lucu tapi aneh.
“YA! Dingin
sekali di sini!”ujarku keras-keras. Aku tidak ingin terjadi apapun di antara
kami bertiga. Meskipun aku tidak tau apa maksud mereka berdua. Lagipula, mana
mungkin Chanyeol cemburu! Gadis yang disukainya kan Lee Na Ri!
“Pulanglah,”Baek
Hyun menatapku, satu hal gila terjadi lagi hari ini, “biarkan Chanyeol
mengantarmu.”
Chanyeol diam
saja. Aku menuruti kata-kata Baek Hyun. Aku dan Chanyeol pulang. Sementara Baek
Hyun tetap di tempatnya sampai aku tidak bisa melihatnya lagi di perempatan.
-Author POV-
Pagi
berikutnya, Chanyeol dan Se Ryung berangkat berdua seperti biasa. Tapi bedanya,
Chanyeol agak diam pagi ini. Dia tidak banyak bicara. Sesekali ia melihat
handphonenya namun Se Ryung tidak tau apa yang sebenarnya dilihat cowok itu di
handphonenya.
Salju sudah
tidak setebal kemarin, sepertinya musim semi akan segera tiba.
Di kelas, Se
Ryung langsung duduk di samping Baek Hyun. Bukannya tidak mau menyapa, tapi Se
Ryung tidak mau diacuhkan lagi. Pengalaman kemarin malam tidak membuat Se Ryung
yakin Baek Hyun sudah berubah.
“Pagi.”sapa Baek Hyun. Tapi matanya menuju ke
arah buku. Se Ryung menatapnya, agak tersinggung. Jadi kata-kata ‘pagi’ yang
diucapkan Baek Hyun itu hanyalah rekaman?! Tapi dia juga terkejut karena
dilihat dari sisi positif, ini kan tidak mungkin di lakukan Baek Hyun…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar