Title : Never Say Good Bye (1)
Author : Kang Ji Na
Main Cast : Jung Sae In (Original Character), Choi Seung Hyun (Big Bang), Kwon Ji Yong (Big Bang)
Support Cast : Dong Tae Yang (Big Bang), Lee Seung Ri (Big Bang), Kang Dae Sung (Big Bang), Ah Sorim (Original Character), Jung Soo In (Original Character)
Genre : Romance, Friendship, Sad
Rating : 15+ (PG)
Note : cerita ini agak aneh gapapa yaps, dan maaf bagi para charmers aku menistakan abang TOP sama Sae In >w< kalo menurutku ini cerita banyak banget loncat-loncatnya dan ehm, akan ada satu part yang... yeah... harus bener-bener anak-anak di atas 15 tahun membacanya. besok gw post hahahaha~ dilarang membaca bagi yang alergi alay okey? sip! happy reading lagi~
******
Seung
Hyun-ah, maafkan aku karena telah mencintai oranglain selain dirimu selama kau
pergi…
-Sae In POV-
Aku menenteng
buku berjalan menuju perpustakaan bersama Taeyang. Cowok berambut Mohawk
disampingku itu asik mendengarkan musik dari headsetnya. Sementara aku
menikmati pemandangan kota Seoul yang indah. Kami akan menemui Daesung, temanku
yang bekerja di perpustakaan sekaligus mengembalikan buku yang kupinjam dari
perpustakaan.
Kami berbelok
ke arah kanan kemudian memasuki perpustakaan kota. Kami memasuki tempat itu. Di
sana sudah ada Daesung sedang menghitung buku-buku di atas meja. Taeyang segera
melepaskan headsetnya kemudian menghampiri Daesung yang juga menjadi sahabatnya
tersebut.
“Kau tidak
ngajar?”Tanya Daesung ketika aku duduk di samping Taeyang, di depannya.
“Sekarang
hari Sabtu, anak-anak pergi ke taman bersama guru-guru yang lain. Jadi aku bisa
minta libur.”jawabku. aku tersenyum kemudian membuka buku yang barusan kuambil.
Daesung
mengangguk kemudian melanjutkan aktivitas menghitung bukunya sementara Taeyang
membaca buku yang sedang dihitung Daesung. Taeyang mengambil buku yang lain
tapi Daesung memukul tangannya seperti seorang ibu yang tidak membolehkan
anaknya mengambil makanan di atas meja makan. Aku menggelengkan kepala melihat tingkah mereka yang masih tampak
kekanakan.
Ya,
pekerjaanku adalah sebagai guru TK di pagi hari dan menjadi karyawan part-time
di restoran jepang di malam hari. Aku juga seorang penulis novel. Entah kenapa
seolah duniaku tampak sibuk, tapi aku memang suka mencari kesibukan. Berdiam
diri di rumah bisa membuatku gila.
“Kau sangat
setia ya sampai-sampai tidak pernah melepaskan cincin itu.”gumam Taeyang. Tapi
aku bisa mendengar gumamannya dengan jelas. Kulirik benda berwarna kuning yang
terpasang di jari manis kananku dengan sempurna itu.
“Ini cincin
pertunangan, mana mungkin aku melepasnya. Aku terikat sebuah pertunangan,
Taeyang.”balasku pada Taeyang.
“Katamu Seunghyun
tidak bisa kau hubungi sejak 2 bulan yang lalu?”Tanya Taeyang lagi.
Aku menatap
Taeyang, kesal. “Aku sudah bilang kan padamu kalau dia sibuk?” kutinggalkan dia
di sana dengan berjalan lebih cepat. Tapi kakinya yang panjang melangkah dengan
baik dan bisa mengejarku dengan cepat.
“Mian, aku
kan Cuma bercanda Sunny…”
Begitulah
teman-teman memanggilku. Aku dipanggil Sunny oleh mereka karena namaku Sae In,
entah darimana mereka mendapatkannya. Tapi anak-anak muridku dan guru-guru lain
di TK memanggilku seongsaenim seperti biasa, tidak pernah memanggilku Sunny.
Sebenarnya
nama Sunny itu ide Seungri. Dia memanggilku begitu karena aku selalu tampak
sama dari pagi hingga sore, tidak pernah tampak suntuk dan lelah. Padahal
sebenarnya aku sangat sangat lelah mengurus balita-balita itu dimana malam
harinya aku harus bekerja lagi dari jam 3 sampai jam setengah 10. Namun sebenarnya
aku agak tidak suka nama Sunny karena mirip dengan nama personil girlband SNSD.
Aku dan
Taeyang berpisah di perempatan jalan. Aku berjalan menuju rumah sementara
Taeyang menuju tempat kerjanya. Dia juga seorang pekerja part-time di toko
kaset dan restoran pizza. Jadi setelah keluar dari restoran pizza di tengah
hari ia harus segera menuju toko kaset. Bayaran di toko kaset saja sebenarnya
sudah lumayan, apalagi Taeyang bisa bertemu banyak orang keren. Tapi dia tetap
memilih untuk jadi pegawai part time. Dia bilang bisa bekerja di restoran itu
menyenangkan karena bisa dapat makanan gratis dan menghemat biaya makan siang.
Tiba-tiba
handphoneku berdering, Seungri menelpon,
“Yeoboseoyo?”sapaku.
“Yeoboseoyo,
Sunny-ah! Chef barusaja bilang padaku agar menginformasikan padamu untuk datang
lebih awal nanti. Akan ada banyak tamu dari jepang yang singgah ke restoran
kita!”ujar Seungri tanpa basa-basi. Pria yang sering kupanggil dengan panda itu
tampak senang sekali memberikan informasi itu padaku. Aku tersenyum di balik
teleponku.
“Baiklah
baiklah, jam berapa?”tanyaku tertawa.
“Jam dua,
atau mungkin jam setengah tiga…”
“Baiklah,
daaaah~”
Aku menutup
telepon dan segera berjalan pulang. Masih ada 4 jam lagi sebelum aku ke
restoran. Seungri adalah temanku di restoran jepang. Dia juga temannya Daesung,
Seung Hyun dan Taeyang. Awalnya aku bisa menjadi pekerja part-time di restoran
itu adalah karena Taeyang dan Seung Hyun membawaku untuk makan di restoran itu.
Kemudian aku diperkenalkan pada Seungri dan Seungri bilang restoran itu
kekurangan pegawai saat malam hari, sementara malam hari adalah saat paling
ramai restoran itu buka dan aku bisa melihat itu. Akhirnya, dengan segala
konsekuensi kelelahan aku mengajukan diri dan langsung diterima jadi pelayan.
Hari Senin berikutnya,
aku berangkat seperti biasa menuju TK. Karena aku orang yang perduli
lingkungan, aku memutuskan untuk naik bus. Sebenarnya memang setiap hari aku
naik bus dan aku memang tidak punya mobil. Menurutku, selama masih ada
kendaraan umum, kenapa aku mesti repot-repot menghabiskan uang untuk membeli
mobil?
Meskipun
sebenarnya pagi ini cukup sial karena ternyata busnya penuh dengan penumpang
dan aku terpaksa berdiri. Dengan highheel 3 cm seperti ini rasanya tetap tidak
enak berdiri berdempet-dempetan dengan banyak orang. Coba Seunghyun di sini,
rasanya pasti tidak akan semenyebalkan ini. Pagi-pagi sudah diepet-epet oleh
banyak orang yang juga mau kerja, kuliah, dan sekolah. Beberapa menit lagi
sampai di halte ketiga dan sebentar lagi sampai. Aku turun di halte keempat.
Ketika sedang
asyik memikirkan Seung Hyun, aku merasakan seperti ada yang menyentuh tasku.
Ada copet! Untuk memastikan aku menoleh kebelakang. Tiba-tiba saja ada seorang
pria berambut coklat muda berdiri membelakangiku seolah menghalangi copet itu.
“Tidak baik
mengutak-atik isi tas seorang wanita.”ujar pria berambut coklat muda itu kepada
orang yang sepertinya akan mencuri isi tasku tadi. Semua orang di bus melihat
kami bertiga. Ketika bus sampai di halte ketiga, pria yang mengutak-atik isi tasku
tadi keluar dengan semua mata memandang padanya sinis.
Pria berambut
coklat muda tersebut tidak turun di halte ketiga. Aku masih shock karena
sebelumnya tidak pernah mendapat pengalaman semacam ini. Di halte keempat, kami
berdua turun. Tapi cowok berambut coklat muda itu langsung pergi sebelum aku
sempat mengatakan terimakasih.
“Ah,
tuan,”panggilku cepat sebelum dia pergi lebih jauh. Cowok itu menoleh. Wajahnya
manis sekali. Masih tampak kekanakan dan dia menatapku sambil tersenyum.
“Ada apa,
agasshi?”tanyanya ramah. Dia berjalan mendekatiku.
“Gansamnida,”ujarku
sambil merunduk, “aku harap aku bisa membalas jasamu.”
Cowok itu
tertawa, dan tawanya itu benar-benar indah, “tidak perlu. Aku melakukannya
karena memang harus.”
“Bagaimana
kalau kutraktir sushi jepang?”tawarku. berharap dia mengatakan iya dan kami
akan berkenalan lebih dekat. Aku ingin mengenal pria ini meskipun aku bahkan
tidak tau siapa dia. Tapi sepertinya dia orang baik.
“Jika kau
memaksa,”ujarnya sambil menaikkan bahu dan tersenyum makin lebar, “boleh.”
Aku
tersenyum, “ah, baiklah. Kita bertemu di restoran jepang dekat mall besar itu
ya?”
Si cowok
mengangguk, “deal.” Aku membalas senyumnya lagi kemudian kami berpisah. Ada
rasa kecewa menjalari tubuhku. Entah kenapa. Apakah mungkin aku menyukai cowok
itu? Cinta dalam sekali melihat saja? Tidak mungkin!
Seung Hyun,
bagaimana ini? Bagaimana mungkin aku bisa menyukai oranglain selain dirimu?
Bahkan namanyapun aku tidak tau. Seung Hyun, tolong aku!
-Seungri POV-
Yeoja itu
aneh sekali hari ini. Kenapa dia terus berkaca? Dimanapun ada benda yang bisa
memantulkan bayangannya dia akan berkaca. Dan lagi kenapa dia tampil seperti
itu? Apa dia berdandan?
Tidak hanya
melihat bayangan diri sendiri, dia juga berulangkali melihat ke arah jam. Hal
yang jelas tidak pernah dilakukan Sunny. Aku mengelap gelas di sampingnya saat
tiba-tiba seorang pembeli datang dan membuka pintu yang menimbulkan bel
berwarna kuning di atas pintu itu berbunyi. Aku melihat gerak-gerik Sunny yang
langsung gelisah. Saat melirik, aku melihatnya berusaha menampilkan ekpresi
terbaiknya tapi sepertinya dia kesusahan.
Itu hanya
salah satu pembeli yang tampak lumayan tampan tapi kenapa dia jadi begitu
gelisah? Satu hal lain yang tidak pernah dilakukan Sunny karena, jelas, dia
sudah bertunangan dengan sahabatku sendiri. Jadi dia pasti sudah sadar diri dan
menutup hatinya untuk pria lain kan?
“Annyeonghaseo,”sapanya
pada pembeli berambut coklat muda bertumpuk itu.
“Annyeong,”balas
cowok itu, “jadi kau bekerja di sini juga, ya, agasshi?”
“Ne,”balas
Sunny malu-malu.
“Ah, pantas
kau mengajakku ke sini.”
Siapa pria
ini? Sok akrab sekali dengan Sunny!
“Silahkan
duduk di sana, aku akan segera membawakan sushinya.”ujar Sunny sambil menunjuk
salah satu tempat duduk yang kosong.
“Siapa dia
Sunny-ah?”tanyaku ketika si cowok berambut coklat muda sudah duduk di tempat
yang ditunjuk Sunny.
Sunny
mengambil sushi di lemari, “dia orang yang menyelamatkanku dari pencopet.”
Aku
menatapnya kaget. Gadis berumur 24 tahun itu berjalan keluar membawakan sushi
yang belum dipesan oleh si cowok berambut coklat muda tadi kemudian duduk di
depannya. Apakah Sunny sudah ijin chef untuk istirahat? Meskipun restoran tidak
ramai, tapi tidak ada waktu istirahat bagi para pegawai jika chef belum
membolehkan!
Kuperhatikan
setiap gerak-gerik mereka terutama cowok itu yang kelihatannya sangat
mencurigakan. Awas saja kalau dia sampai menggoda Sunny, akan kupukul dia.
Seharusnya dia melihat cincin emas yang melingkar indah di jari manis Sunny dan
tahu diri. Setelah kupukuli dia, akan kubawa dia pada Seung Hyun!
-To Be Continued-
mian ya kalo jelek. seperti inilah hasil FF yang dipaksa pendek (baca=28 lembar) sebelumnya aku mbuatnya jauh-lebih-panjang daripada ini, tapi, aaaaah... gak bisa~ baca ya ;D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar