Minggu, 10 Juni 2012

FF Never Say Good Bye (1)

Assalamu'alaikum, chingu, kali ini aku mau ngepost ff lagi. gak ada yang request sih. sama kayak FF yang di request kiki, menurutku ni ff agak jelek piye gitu soalnya aku buat sesingkat-singkat mungkin jadi aku gak sempat nyritain background dan secara keseluruhannya. tau gak, chingu, jadinya 28 lembar lho -___- tapi gak akan ku post semua langsung. happy reading all! ^^d

Title : Never Say Good Bye (1)
Author : Kang Ji Na
Main Cast : Jung Sae In (Original Character), Choi Seung Hyun (Big Bang), Kwon Ji Yong (Big Bang)
Support Cast : Dong Tae Yang (Big Bang), Lee Seung Ri (Big Bang), Kang Dae Sung (Big Bang), Ah Sorim (Original Character), Jung Soo In (Original Character)
Genre : Romance, Friendship, Sad
Rating : 15+ (PG)
Note : cerita ini agak aneh gapapa yaps, dan maaf bagi para charmers aku menistakan abang TOP sama Sae In >w< kalo menurutku ini cerita banyak banget loncat-loncatnya dan ehm, akan ada satu part yang... yeah... harus bener-bener anak-anak di atas 15 tahun membacanya. besok gw post hahahaha~ dilarang membaca bagi yang alergi alay okey? sip! happy reading lagi~


******
Seung Hyun-ah, maafkan aku karena telah mencintai oranglain selain dirimu selama kau pergi…


-Sae In POV-
Aku menenteng buku berjalan menuju perpustakaan bersama Taeyang. Cowok berambut Mohawk disampingku itu asik mendengarkan musik dari headsetnya. Sementara aku menikmati pemandangan kota Seoul yang indah. Kami akan menemui Daesung, temanku yang bekerja di perpustakaan sekaligus mengembalikan buku yang kupinjam dari perpustakaan.
Kami berbelok ke arah kanan kemudian memasuki perpustakaan kota. Kami memasuki tempat itu. Di sana sudah ada Daesung sedang menghitung buku-buku di atas meja. Taeyang segera melepaskan headsetnya kemudian menghampiri Daesung yang juga menjadi sahabatnya tersebut.
“Kau tidak ngajar?”Tanya Daesung ketika aku duduk di samping Taeyang, di depannya.
“Sekarang hari Sabtu, anak-anak pergi ke taman bersama guru-guru yang lain. Jadi aku bisa minta libur.”jawabku. aku tersenyum kemudian membuka buku yang barusan kuambil.
Daesung mengangguk kemudian melanjutkan aktivitas menghitung bukunya sementara Taeyang membaca buku yang sedang dihitung Daesung. Taeyang mengambil buku yang lain tapi Daesung memukul tangannya seperti seorang ibu yang tidak membolehkan anaknya mengambil makanan di atas meja makan. Aku menggelengkan kepala  melihat tingkah mereka yang masih tampak kekanakan.
Ya, pekerjaanku adalah sebagai guru TK di pagi hari dan menjadi karyawan part-time di restoran jepang di malam hari. Aku juga seorang penulis novel. Entah kenapa seolah duniaku tampak sibuk, tapi aku memang suka mencari kesibukan. Berdiam diri di rumah bisa membuatku gila.
“Kau sangat setia ya sampai-sampai tidak pernah melepaskan cincin itu.”gumam Taeyang. Tapi aku bisa mendengar gumamannya dengan jelas. Kulirik benda berwarna kuning yang terpasang di jari manis kananku dengan sempurna itu.
“Ini cincin pertunangan, mana mungkin aku melepasnya. Aku terikat sebuah pertunangan, Taeyang.”balasku pada Taeyang.
“Katamu Seunghyun tidak bisa kau hubungi sejak 2 bulan yang lalu?”Tanya Taeyang lagi.
Aku menatap Taeyang, kesal. “Aku sudah bilang kan padamu kalau dia sibuk?” kutinggalkan dia di sana dengan berjalan lebih cepat. Tapi kakinya yang panjang melangkah dengan baik dan bisa mengejarku dengan cepat.
“Mian, aku kan Cuma bercanda Sunny…”
Begitulah teman-teman memanggilku. Aku dipanggil Sunny oleh mereka karena namaku Sae In, entah darimana mereka mendapatkannya. Tapi anak-anak muridku dan guru-guru lain di TK memanggilku seongsaenim seperti biasa, tidak pernah memanggilku Sunny.
Sebenarnya nama Sunny itu ide Seungri. Dia memanggilku begitu karena aku selalu tampak sama dari pagi hingga sore, tidak pernah tampak suntuk dan lelah. Padahal sebenarnya aku sangat sangat lelah mengurus balita-balita itu dimana malam harinya aku harus bekerja lagi dari jam 3 sampai jam setengah 10. Namun sebenarnya aku agak tidak suka nama Sunny karena mirip dengan nama personil girlband SNSD.
Aku dan Taeyang berpisah di perempatan jalan. Aku berjalan menuju rumah sementara Taeyang menuju tempat kerjanya. Dia juga seorang pekerja part-time di toko kaset dan restoran pizza. Jadi setelah keluar dari restoran pizza di tengah hari ia harus segera menuju toko kaset. Bayaran di toko kaset saja sebenarnya sudah lumayan, apalagi Taeyang bisa bertemu banyak orang keren. Tapi dia tetap memilih untuk jadi pegawai part time. Dia bilang bisa bekerja di restoran itu menyenangkan karena bisa dapat makanan gratis dan menghemat biaya makan siang.
Tiba-tiba handphoneku berdering, Seungri menelpon,
“Yeoboseoyo?”sapaku.
“Yeoboseoyo, Sunny-ah! Chef barusaja bilang padaku agar menginformasikan padamu untuk datang lebih awal nanti. Akan ada banyak tamu dari jepang yang singgah ke restoran kita!”ujar Seungri tanpa basa-basi. Pria yang sering kupanggil dengan panda itu tampak senang sekali memberikan informasi itu padaku. Aku tersenyum di balik teleponku.
“Baiklah baiklah, jam berapa?”tanyaku tertawa.
“Jam dua, atau mungkin jam setengah tiga…”
“Baiklah, daaaah~”
Aku menutup telepon dan segera berjalan pulang. Masih ada 4 jam lagi sebelum aku ke restoran. Seungri adalah temanku di restoran jepang. Dia juga temannya Daesung, Seung Hyun dan Taeyang. Awalnya aku bisa menjadi pekerja part-time di restoran itu adalah karena Taeyang dan Seung Hyun membawaku untuk makan di restoran itu. Kemudian aku diperkenalkan pada Seungri dan Seungri bilang restoran itu kekurangan pegawai saat malam hari, sementara malam hari adalah saat paling ramai restoran itu buka dan aku bisa melihat itu. Akhirnya, dengan segala konsekuensi kelelahan aku mengajukan diri dan langsung diterima jadi pelayan.

Hari Senin berikutnya, aku berangkat seperti biasa menuju TK. Karena aku orang yang perduli lingkungan, aku memutuskan untuk naik bus. Sebenarnya memang setiap hari aku naik bus dan aku memang tidak punya mobil. Menurutku, selama masih ada kendaraan umum, kenapa aku mesti repot-repot menghabiskan uang untuk membeli mobil?
Meskipun sebenarnya pagi ini cukup sial karena ternyata busnya penuh dengan penumpang dan aku terpaksa berdiri. Dengan highheel 3 cm seperti ini rasanya tetap tidak enak berdiri berdempet-dempetan dengan banyak orang. Coba Seunghyun di sini, rasanya pasti tidak akan semenyebalkan ini. Pagi-pagi sudah diepet-epet oleh banyak orang yang juga mau kerja, kuliah, dan sekolah. Beberapa menit lagi sampai di halte ketiga dan sebentar lagi sampai. Aku turun di halte keempat.
Ketika sedang asyik memikirkan Seung Hyun, aku merasakan seperti ada yang menyentuh tasku. Ada copet! Untuk memastikan aku menoleh kebelakang. Tiba-tiba saja ada seorang pria berambut coklat muda berdiri membelakangiku seolah menghalangi copet itu.
“Tidak baik mengutak-atik isi tas seorang wanita.”ujar pria berambut coklat muda itu kepada orang yang sepertinya akan mencuri isi tasku tadi. Semua orang di bus melihat kami bertiga. Ketika bus sampai di halte ketiga, pria yang mengutak-atik isi tasku tadi keluar dengan semua mata memandang padanya sinis.
Pria berambut coklat muda tersebut tidak turun di halte ketiga. Aku masih shock karena sebelumnya tidak pernah mendapat pengalaman semacam ini. Di halte keempat, kami berdua turun. Tapi cowok berambut coklat muda itu langsung pergi sebelum aku sempat mengatakan terimakasih.
“Ah, tuan,”panggilku cepat sebelum dia pergi lebih jauh. Cowok itu menoleh. Wajahnya manis sekali. Masih tampak kekanakan dan dia menatapku sambil tersenyum.
“Ada apa, agasshi?”tanyanya ramah. Dia berjalan mendekatiku.
“Gansamnida,”ujarku sambil merunduk, “aku harap aku bisa membalas jasamu.”
Cowok itu tertawa, dan tawanya itu benar-benar indah, “tidak perlu. Aku melakukannya karena memang harus.”
“Bagaimana kalau kutraktir sushi jepang?”tawarku. berharap dia mengatakan iya dan kami akan berkenalan lebih dekat. Aku ingin mengenal pria ini meskipun aku bahkan tidak tau siapa dia. Tapi sepertinya dia orang baik.
“Jika kau memaksa,”ujarnya sambil menaikkan bahu dan tersenyum makin lebar, “boleh.”
Aku tersenyum, “ah, baiklah. Kita bertemu di restoran jepang dekat mall besar itu ya?”
Si cowok mengangguk, “deal.” Aku membalas senyumnya lagi kemudian kami berpisah. Ada rasa kecewa menjalari tubuhku. Entah kenapa. Apakah mungkin aku menyukai cowok itu? Cinta dalam sekali melihat saja? Tidak mungkin!
Seung Hyun, bagaimana ini? Bagaimana mungkin aku bisa menyukai oranglain selain dirimu? Bahkan namanyapun aku tidak tau. Seung Hyun, tolong aku!

-Seungri POV-
Yeoja itu aneh sekali hari ini. Kenapa dia terus berkaca? Dimanapun ada benda yang bisa memantulkan bayangannya dia akan berkaca. Dan lagi kenapa dia tampil seperti itu? Apa dia berdandan?
Tidak hanya melihat bayangan diri sendiri, dia juga berulangkali melihat ke arah jam. Hal yang jelas tidak pernah dilakukan Sunny. Aku mengelap gelas di sampingnya saat tiba-tiba seorang pembeli datang dan membuka pintu yang menimbulkan bel berwarna kuning di atas pintu itu berbunyi. Aku melihat gerak-gerik Sunny yang langsung gelisah. Saat melirik, aku melihatnya berusaha menampilkan ekpresi terbaiknya tapi sepertinya dia kesusahan.
Itu hanya salah satu pembeli yang tampak lumayan tampan tapi kenapa dia jadi begitu gelisah? Satu hal lain yang tidak pernah dilakukan Sunny karena, jelas, dia sudah bertunangan dengan sahabatku sendiri. Jadi dia pasti sudah sadar diri dan menutup hatinya untuk pria lain kan?
“Annyeonghaseo,”sapanya pada pembeli berambut coklat muda bertumpuk itu.
“Annyeong,”balas cowok itu, “jadi kau bekerja di sini juga, ya, agasshi?”
“Ne,”balas Sunny malu-malu.
“Ah, pantas kau mengajakku ke sini.”
Siapa pria ini? Sok akrab sekali dengan Sunny!
“Silahkan duduk di sana, aku akan segera membawakan sushinya.”ujar Sunny sambil menunjuk salah satu tempat duduk yang kosong.
“Siapa dia Sunny-ah?”tanyaku ketika si cowok berambut coklat muda sudah duduk di tempat yang ditunjuk Sunny.
Sunny mengambil sushi di lemari, “dia orang yang menyelamatkanku dari pencopet.”
Aku menatapnya kaget. Gadis berumur 24 tahun itu berjalan keluar membawakan sushi yang belum dipesan oleh si cowok berambut coklat muda tadi kemudian duduk di depannya. Apakah Sunny sudah ijin chef untuk istirahat? Meskipun restoran tidak ramai, tapi tidak ada waktu istirahat bagi para pegawai jika chef belum membolehkan!
Kuperhatikan setiap gerak-gerik mereka terutama cowok itu yang kelihatannya sangat mencurigakan. Awas saja kalau dia sampai menggoda Sunny, akan kupukul dia. Seharusnya dia melihat cincin emas yang melingkar indah di jari manis Sunny dan tahu diri. Setelah kupukuli dia, akan kubawa dia pada Seung Hyun!

-To Be Continued-
mian ya kalo jelek. seperti inilah hasil FF yang dipaksa pendek (baca=28 lembar) sebelumnya aku mbuatnya jauh-lebih-panjang daripada ini, tapi, aaaaah... gak bisa~ baca ya ;D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar