Kamis, 07 Juni 2012

FF (pesenan kiki B)


Assalamu'alaikum, berikut adalah lanjutan dari Fanfiction 'Remember' pesenan kiki, happy reading all!

Title : Remember (2)
Author : Kang Ji Na
Main Cast : Oh Se Hoon/Sehun (EXO-k), Kim Jong In/Kai (EXO-k), Kwon Ha Ra (Original Character a.k.a kiki)
Genre : Romance
Rating : Semua umur


-Author POV-
Para gadis berbisik di sepanjang lorong kelas 3. Mereka semua membicarakan hal yang sama. Ada anak baru di sekolah yang katanya sangat tampan. sepintas Hara langsung penasaran pada orang tampan ini.
“Siapa ya kira-kira orang ini?”gumam Hara bersemangat. Dia sudah mulai melupakan gelang manik-manik yang ia temukan beberapa hari yang lalu.
“Semua gadis membicarakannya. Apa dia seterkenal itu? dia bahkan belum masuk ke sekolahan ini.”cicit Sehun dengan nada iri.
“Kenapa? Kau tidak suka? Kau tidak suka karena kau tidak terkenal seperti anak baru ini ya?”ejek Hara.
Sehun mendengus, “yang benar saja!”
“Katanya dia juga kelas 3.”ujar seorang gadis ketika Hara dan Sehun melewati gerombolan mereka. Sehun dan Hara langsung saling memandang satu sama lain. Ternyata dia sekelas dengan Sehun. Keduanya makin penasaran siapa orang ini.

“Itu itu! itu anak barunya!”jerit seorang gadis ketika anak baru itu memperkenalkan dirinya di depan kelas 3. segerombolan gadis-gadis dari kelas 3  ingin menyaksikan anak baru yang fenomenal ini.
Ternyata benar, dia memang sangat rupawan. Rambutnya coklat dan cukup tinggi. Hara juga ikut dalam aksi mengintip-anak-baru yang sangat kentara itu. sebenarnya bukan mengintip namanya karena ada banyak sekali orang di luar kelas dan kepala mereka tidak bersembunyi di bawah jendela tapi dengan terang-terangan menatap si anak baru.
“Annyeonghaseo, aku Kai. Pindahan dari Choyo Gakuen di Jepang. Aku bermain sepakbola dan sangat suka main game PES dan Winning Eleven. Salam kenal semuanya, mohon bantuannya.”sapa anak baru bernama Kai itu sambil merundukkan kepala. Para gadis yang ada di luar kelas berteriak-teriak histeris karena sudah berhasil mengetahui nama si anak baru. Kai.
Kai duduk di samping Sehun. Dia langsung bersalaman dengan namja yang punya warna rambut sama dengannya itu dan mereka langsung terlihat akrab. Hara masih berada di luar kelas 3 cowok. Tiba-tiba Kai menoleh dan menatap Hara dari dalam kelas.
1… 2… 3…
Dalam 3 detik lamanya saja, Hara sudah langsung jatuh cinta pada Kai.

-Sehun POV-
Dia terus saja memohon padaku untuk memperkenalkannya pada si anak baru, Kai. Aku kesal mendengar permintaannya yang membuatnya tampak ngeles itu. bagaimanapun juga aku suka padanya. Jelaslah aku tidak mau memberitahukan apapun tentang Kai.
Hara masih terus meminta. Di depan gerbang sekolah aku menoleh dan menatapnya.
“TIDAK!”bentakku padanya. Aku sengaja menekankan kata itu. dia menatapku seperti anak kucing yang ketakutan. Aku jadi agak menyesal membentaknya.
“Mengapa kau begitu pelit?”tanya Hara cemberut. Tangannya menggenggam lenganku, merajuk. Aku diam saja, sengaja tidak menatapnya lama-lama untuk menunjukkan kalau aku benar-benar tidak mau. Aku tidak mau memberikan alasan kenapa aku tidak bisa memberitahukan tentang Kai pada Hara. Dia akan tau bertapa aku menyukainya dan dia akan meninggalkanku. Dia akan risih padaku dan enggan bicara denganku lagi karena tau perasaanku padanya bukan sebagai sahabat melainkan sebagai seorang namja yang menyukai yeoja.
“Jangan-jangan kau cemburu ya?”ejek Hara. Sepertinya pembuluh darahku salah menyemprot ke wajah. Aku sangat malu saat dia mengatakan itu. rasanya wajahku panas sekali dan berubah menjadi merah. Aku segera menoleh ke arah lain dan mulai memikirkan kata apa yang cocok kukatakan untuk membalas ejekan Hara yang sebenarnya aku tau hanya guyonan saja.
“Cemburu? Untukmu? Seperti aku mau saja.”balasku sok ketus. Tentu saja aku cemburu!
Aku melihat Hara makin manyun-manyun, “kalau kau tidak cemburu, lalu kenapa kau tidak mau memberitahukanku tentang Kai ini!?” rontanya, menggoyang-goyangkan tanganku dalam genggamannya. Aku melepaskannya dengan tanganku yang lain.
“Pulang sana! Ayam betina harusnya ada di kandang!”
Aku pergi meninggalkannya. Kesal dan benci bercampur jadi satu. Aku masih merasakan tatapannya di belakangku. Kenapa, dari semua gadis, aku harus menyukai Hara? Kenapa aku harus menyukai gadis hebring menyebalkan itu? dan kenapa Hara, gadis yang kusukai itu harus menyukai KAI?!
“Heeeeeh! Oh Se Hoon!!!!”panggilnya dari kejauhan. Aku sok menulikan kupingku dan terus berjalan pulang. Seharusnya aku kesal pada Hara karena dia yang suka pada Kai, tapi kenyataannya sekarang aku berapi-api setiap mengingat anak baru bernama Kai itu. Aku justru melampiaskan kemarahanku pada Kai yang secara logika, tidak punya salah samasekali.

-Author POV-
Burung berkicau di sepanjang jalan Hara pulang ke rumahnya. Kejadian kemarin membuat Sehun bersikap tambah dingin hari ini. Hara tidak mengerti kenapa Sehun harus marah padanya hanya karena dia bertanya tentang Kai. Bukankah itu wajar-wajar saja bagi seorang gadis menanyakan tentang seorang namja cakep pada temannya? Tidakkah itu dilakukan oleh gadis-gadis SMA?
Sehun bahkan tidak mengatakan sepatah katapun pada Hara tadi. Membuat gadis itu tambah penasaran apa yang sebenarnya Sehun sembunyikan dari Hara soal Kai. Apakah Sehun sengaja menyembunyikan sesuatu?
Hara menghela nafas panjang. Di saat yang bersamaan, seseorang berjalan melewati Hara.
“Tak usah menghela nafas sepanjang itu.”komentar orang yang lewat di samping Hara. Itu Kai!
Mata gadis itu membulat. Kaget, senang, bingung bercampur menjadi satu. “Kkk…kai?”sapa Hara gugup. Karena Kai lumayan tampan dan keren, dia jadi begitu popular di sekolah Hara dan Sehun. Dalam sekejap saja Kai jadi trendtopic seluruh sekolahan mulai dari anak-anak kelas 3 sampai adik-adik kelas.
“Hara.”ujar Kai datar. Entah itu sapaan, panggilan, atau hanya asal bicara saja. Tapi yang membuat Hara terkejut adalah, Kai tau nama Hara bahkan tanpa bertanya.
“Bb..bbagaimana kau bisa tau—“
“Namamu?”potong Kai, “Sehun yang memberitahuku.”
“Se, Sehun?”tanya Hara meyakinkan. Dalam hati dia sangat berterimakasih pada Sehun.
“Ne.”
Dan pembicaraan itu sekejap berakhir seperti angin lewat. Entah kenapa Hara langsung merasa canggung di dekat Kai. Cowok itu juga tidak memulai pembicaraan. Mereka berjalan dalam diam. Ketika mereka sampai di sebuah pertigaan, Kai berhenti.
“Ke arah mana rumahmu?”tanya Kai.
“Ke sana.”jawab Hara sambil menunjuk arah yang sepertinya berlawanan dengan jalan yang akan dilewati Kai.
Dia menatap jalan sebaliknya, “ah, sayang sekali kita beda arah. Aku lewat sini.”
Hara juga ikut kecewa dengan kata-kata Kai barusan. Dia ikut menatap jalan yang berlawanan arah dengan jalan menuju rumahnya itu.
“Aku pulang dulu ya.”ujar Kai meninggalkan Hara sendirian di pertigaan itu. bahkan sebelum Hara setuju untuk ditinggalkan Kai. Dia ingin berlama-lama di samping Kai. Tapi namja itu sudah berjalan cukup jauh di depannya, dan mereka baru bertemu pertama kali ini. Akan sangat memalukan kalau Hara meminta Kai bersama sedikit lebih lama.
Hara memutuskan untuk pulang saja daripada menatap jalan kosong itu. Kai sudah tidak tampak lagi dan Kai tidak mungkin memutar arah. Dengan perasaan berat hati sekaligus kecewa Hara meninggalkan tempat itu dan segera pulang.
Di balik pohon, Sehun menatap kepergian Hara. Sekarang dia tau benar siapa yang Hara sukai. Yang jelas membuat Sehun harus mundur selangkah dari medan pertempuran. Ekspresi Hara tadi telah menyekak mat langkah Sehun untuk lebih menyukai Hara. Dia tidak tau apa yang gadis itu pikirkan, tapi dilihat dari wajah dan gerak-gerik tubuhnya pasti dia senang sekali saat berada di samping Kai.

-Kai POV-
Dia tidak mengingatku. Dia tidak ingat siapa aku. Aku menatapnya seperti 7 tahun yang lalu, tapi dia tidak menatapku seperti itu. dia melihatku seperti melihat orang yang barusaja dikenalnya. Aku tidak paham kenapa. Aku sudah memintanya untuk mengingatku. 7 tahun yang lalu, di pinggir sungai Han.
Kwon Hara. Dia kenapa? Apa yang terjadi pada gadis yang kutinggalkan 7 tahun yang lalu itu? orang yang paling ingin kutemui di Korea, justru menjadi orang yang sama sekali tidak ingat padaku.
Aku menoleh ke belakang. Tidak ada tanda-tanda dia mengikutiku. Rasa kecewa menjalari tubuhku. Tanpa sadar aku berhenti. Sempat tersirat harapan Hara akan muncul tiba-tiba dan memanggil namaku. Tapi dia tidak ada disana. Dia tidak ada di depanku. Entah kenapa, kakiku membimbingku untuk kembali ke pertigaan itu. dan aku berlari. Berlari kembali untuk mencari Hara.
Dengan nafas tersengal-sengal, aku sampai di pertigaan tempat aku dan Hara berpisah tadi. Tapi tempat itu kosong. Hara telah pergi.

-Hara POV-
Gelang manik-manik itu masih ada di atas meja belajarku dengan kokoh. Kuambil gelang itu dari atas meja kemudian memakaikannya pada tanganku. Tiba-tiba sebuah ingatan aneh muncul di kepalaku. Sungai. Ada sebuah sungai. Yang aku tidak tau sungai apa itu. namun hanya sungai. Hanya sungai yang tidak ada artinya bagiku.
Apakah gelang ini memiliki kekuatan magis? Melihat gelang yang sekarang terpasang indah di tanganku ini membuatku merasakan kesedihan yang amat sangat. Dan sesaat, aku teringat tentang Kai. Tiba-tiba saja Kai muncul di kepalaku. Berputar-putar seperti segerombolan lalat di atas makanan.
Kenapa Kai? Kenapa aku mengingat Kai?
Tiba-tiba pintu kamarku terbuka. Aku kaget setengah mati saat melihat adikku ada di balik pintu itu sambil cengengesan.
“YA! Apa yang kau lakukan di situ?! Kau mengagetkanku tau!”bentakku. dia menjulurkan lidah padaku. Dasar anak kecil menyebalkan!
“Eomma memanggilmu tuh, tidak dengar ya dia teriak-teriak dari bawah?”
Aku menatap adikku dengan penuh tanda tanya. Kudorong adikku dengan kasar dan dia terjatuh. Aku sengaja melakukannya. Dia langsung bangkit dan marah-marah padaku. Aku mentertawakannya sambil menuruni tangga.
“Eomma memanggilku?”tanyaku.
“Iya, tolong belikan eomma ‘roti jepang’ ya?”pinta ibuku. Aku mengangguk. Aku juga mengerti kenapa dia tidak menyuruh Ha Myon yang melakukannya. Ketika aku berbalik pergi, ibu memanggilku lagi.
“Hara-ah, apa itu di tanganmu?”tanya ibu menghentikan langkahku. Aku menatap tanganku. Bertanya-tanya apakah gelang ini tampak buruk di tanganku di mata ibuku.
“Aah, ini… aku tidak tau ini milik siapa. Aku menemukannya di kotak penyimpananku.”
Ibu menatapku, tiba-tiba pandangannya menjadi sedih dan merasa berdosa. Wanita yang selalu menjadi wanita tercantik seumur hidupku itu tidak mengatakan sepatah katapun. Keheningan membanjiri kami. Aku tidak tau harus apa. Diantara harus segera pergi untuk membeli kebutuhan ibu tadi, atau menanyakan kenapa ibu diam dan mendadak berekpresi sedih seperti itu.
“Ada apa, Eomma?”
“Ah,”gumamnya, “sudah sana, cepat pergi.”
Aku menatap ibu dengan canggung. Dia tidak menatapku lagi. Tanpa berpikir panjang aku keluar dari rumah menuju warung terdekat.

~~~~~~~~~~~TO BE CONTINUED~~~~~~~~~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar