Assalamu'alaikum, berikut adalah lanjutan dari Fanfiction 'Remember' pesenan kiki, happy reading all!
Title : Remember (2)
Author : Kang Ji Na
Main Cast : Oh Se Hoon/Sehun (EXO-k), Kim Jong In/Kai (EXO-k), Kwon Ha Ra (Original Character a.k.a kiki)
Genre : Romance
Rating : Semua umur
-Author
POV-
Para gadis
berbisik di sepanjang lorong kelas 3. Mereka semua membicarakan hal yang sama.
Ada anak baru di sekolah yang katanya sangat tampan. sepintas Hara langsung
penasaran pada orang tampan ini.
“Siapa ya
kira-kira orang ini?”gumam Hara bersemangat. Dia sudah mulai melupakan gelang
manik-manik yang ia temukan beberapa hari yang lalu.
“Semua
gadis membicarakannya. Apa dia seterkenal itu? dia bahkan belum masuk ke
sekolahan ini.”cicit Sehun dengan nada iri.
“Kenapa?
Kau tidak suka? Kau tidak suka karena kau tidak terkenal seperti anak baru ini
ya?”ejek Hara.
Sehun
mendengus, “yang benar saja!”
“Katanya dia
juga kelas 3.”ujar seorang gadis ketika Hara dan Sehun melewati gerombolan
mereka. Sehun dan Hara langsung saling memandang satu sama lain. Ternyata dia
sekelas dengan Sehun. Keduanya makin penasaran siapa orang ini.
“Itu itu!
itu anak barunya!”jerit seorang gadis ketika anak baru itu memperkenalkan
dirinya di depan kelas 3. segerombolan gadis-gadis dari kelas 3 ingin menyaksikan anak baru yang fenomenal
ini.
Ternyata
benar, dia memang sangat rupawan. Rambutnya coklat dan cukup tinggi. Hara juga
ikut dalam aksi mengintip-anak-baru yang sangat kentara itu. sebenarnya bukan
mengintip namanya karena ada banyak sekali orang di luar kelas dan kepala
mereka tidak bersembunyi di bawah jendela tapi dengan terang-terangan menatap
si anak baru.
“Annyeonghaseo,
aku Kai. Pindahan dari Choyo Gakuen di Jepang. Aku bermain sepakbola dan sangat
suka main game PES dan Winning Eleven. Salam kenal semuanya, mohon
bantuannya.”sapa anak baru bernama Kai itu sambil merundukkan kepala. Para
gadis yang ada di luar kelas berteriak-teriak histeris karena sudah berhasil
mengetahui nama si anak baru. Kai.
Kai duduk
di samping Sehun. Dia langsung bersalaman dengan namja yang punya warna rambut
sama dengannya itu dan mereka langsung terlihat akrab. Hara masih berada di
luar kelas 3 cowok. Tiba-tiba Kai menoleh dan menatap Hara dari dalam kelas.
1… 2… 3…
Dalam 3
detik lamanya saja, Hara sudah langsung jatuh cinta pada Kai.
-Sehun POV-
Dia terus
saja memohon padaku untuk memperkenalkannya pada si anak baru, Kai. Aku kesal
mendengar permintaannya yang membuatnya tampak ngeles itu. bagaimanapun juga
aku suka padanya. Jelaslah aku tidak mau memberitahukan apapun tentang Kai.
Hara masih
terus meminta. Di depan gerbang sekolah aku menoleh dan menatapnya.
“TIDAK!”bentakku
padanya. Aku sengaja menekankan kata itu. dia menatapku seperti anak kucing
yang ketakutan. Aku jadi agak menyesal membentaknya.
“Mengapa
kau begitu pelit?”tanya Hara cemberut. Tangannya menggenggam lenganku, merajuk.
Aku diam saja, sengaja tidak menatapnya lama-lama untuk menunjukkan kalau aku
benar-benar tidak mau. Aku tidak mau memberikan alasan kenapa aku tidak bisa
memberitahukan tentang Kai pada Hara. Dia akan tau bertapa aku menyukainya dan
dia akan meninggalkanku. Dia akan risih padaku dan enggan bicara denganku lagi
karena tau perasaanku padanya bukan sebagai sahabat melainkan sebagai seorang
namja yang menyukai yeoja.
“Jangan-jangan
kau cemburu ya?”ejek Hara. Sepertinya pembuluh darahku salah menyemprot ke
wajah. Aku sangat malu saat dia mengatakan itu. rasanya wajahku panas sekali
dan berubah menjadi merah. Aku segera menoleh ke arah lain dan mulai memikirkan
kata apa yang cocok kukatakan untuk membalas ejekan Hara yang sebenarnya aku
tau hanya guyonan saja.
“Cemburu?
Untukmu? Seperti aku mau saja.”balasku sok ketus. Tentu saja aku cemburu!
Aku melihat
Hara makin manyun-manyun, “kalau kau tidak cemburu, lalu kenapa kau tidak mau
memberitahukanku tentang Kai ini!?” rontanya, menggoyang-goyangkan tanganku
dalam genggamannya. Aku melepaskannya dengan tanganku yang lain.
“Pulang
sana! Ayam betina harusnya ada di kandang!”
Aku pergi
meninggalkannya. Kesal dan benci bercampur jadi satu. Aku masih merasakan
tatapannya di belakangku. Kenapa, dari semua gadis, aku harus menyukai Hara?
Kenapa aku harus menyukai gadis hebring menyebalkan itu? dan kenapa Hara, gadis
yang kusukai itu harus menyukai KAI?!
“Heeeeeh!
Oh Se Hoon!!!!”panggilnya dari kejauhan. Aku sok menulikan kupingku dan terus
berjalan pulang. Seharusnya aku kesal pada Hara karena dia yang suka pada Kai,
tapi kenyataannya sekarang aku berapi-api setiap mengingat anak baru bernama
Kai itu. Aku justru melampiaskan kemarahanku pada Kai yang secara logika, tidak
punya salah samasekali.
-Author
POV-
Burung
berkicau di sepanjang jalan Hara pulang ke rumahnya. Kejadian kemarin membuat
Sehun bersikap tambah dingin hari ini. Hara tidak mengerti kenapa Sehun harus
marah padanya hanya karena dia bertanya tentang Kai. Bukankah itu wajar-wajar
saja bagi seorang gadis menanyakan tentang seorang namja cakep pada temannya?
Tidakkah itu dilakukan oleh gadis-gadis SMA?
Sehun
bahkan tidak mengatakan sepatah katapun pada Hara tadi. Membuat gadis itu
tambah penasaran apa yang sebenarnya Sehun sembunyikan dari Hara soal Kai.
Apakah Sehun sengaja menyembunyikan sesuatu?
Hara
menghela nafas panjang. Di saat yang bersamaan, seseorang berjalan melewati
Hara.
“Tak usah
menghela nafas sepanjang itu.”komentar orang yang lewat di samping Hara. Itu
Kai!
Mata gadis
itu membulat. Kaget, senang, bingung bercampur menjadi satu. “Kkk…kai?”sapa
Hara gugup. Karena Kai lumayan tampan dan keren, dia jadi begitu popular di
sekolah Hara dan Sehun. Dalam sekejap saja Kai jadi trendtopic seluruh
sekolahan mulai dari anak-anak kelas 3 sampai adik-adik kelas.
“Hara.”ujar
Kai datar. Entah itu sapaan, panggilan, atau hanya asal bicara saja. Tapi yang
membuat Hara terkejut adalah, Kai tau nama Hara bahkan tanpa bertanya.
“Bb..bbagaimana
kau bisa tau—“
“Namamu?”potong
Kai, “Sehun yang memberitahuku.”
“Se,
Sehun?”tanya Hara meyakinkan. Dalam hati dia sangat berterimakasih pada Sehun.
“Ne.”
Dan
pembicaraan itu sekejap berakhir seperti angin lewat. Entah kenapa Hara
langsung merasa canggung di dekat Kai. Cowok itu juga tidak memulai
pembicaraan. Mereka berjalan dalam diam. Ketika mereka sampai di sebuah
pertigaan, Kai berhenti.
“Ke arah
mana rumahmu?”tanya Kai.
“Ke
sana.”jawab Hara sambil menunjuk arah yang sepertinya berlawanan dengan jalan
yang akan dilewati Kai.
Dia menatap
jalan sebaliknya, “ah, sayang sekali kita beda arah. Aku lewat sini.”
Hara juga
ikut kecewa dengan kata-kata Kai barusan. Dia ikut menatap jalan yang
berlawanan arah dengan jalan menuju rumahnya itu.
“Aku pulang
dulu ya.”ujar Kai meninggalkan Hara sendirian di pertigaan itu. bahkan sebelum
Hara setuju untuk ditinggalkan Kai. Dia ingin berlama-lama di samping Kai. Tapi
namja itu sudah berjalan cukup jauh di depannya, dan mereka baru bertemu
pertama kali ini. Akan sangat memalukan kalau Hara meminta Kai bersama sedikit
lebih lama.
Hara
memutuskan untuk pulang saja daripada menatap jalan kosong itu. Kai sudah tidak
tampak lagi dan Kai tidak mungkin memutar arah. Dengan perasaan berat hati
sekaligus kecewa Hara meninggalkan tempat itu dan segera pulang.
Di balik
pohon, Sehun menatap kepergian Hara. Sekarang dia tau benar siapa yang Hara
sukai. Yang jelas membuat Sehun harus mundur selangkah dari medan pertempuran.
Ekspresi Hara tadi telah menyekak mat langkah Sehun untuk lebih menyukai Hara.
Dia tidak tau apa yang gadis itu pikirkan, tapi dilihat dari wajah dan
gerak-gerik tubuhnya pasti dia senang sekali saat berada di samping Kai.
-Kai POV-
Dia tidak
mengingatku. Dia tidak ingat siapa aku. Aku menatapnya seperti 7 tahun yang lalu,
tapi dia tidak menatapku seperti itu. dia melihatku seperti melihat orang yang
barusaja dikenalnya. Aku tidak paham kenapa. Aku sudah memintanya untuk
mengingatku. 7 tahun yang lalu, di pinggir sungai Han.
Kwon Hara.
Dia kenapa? Apa yang terjadi pada gadis yang kutinggalkan 7 tahun yang lalu
itu? orang yang paling ingin kutemui di Korea, justru menjadi orang yang sama
sekali tidak ingat padaku.
Aku menoleh
ke belakang. Tidak ada tanda-tanda dia mengikutiku. Rasa kecewa menjalari
tubuhku. Tanpa sadar aku berhenti. Sempat tersirat harapan Hara akan muncul
tiba-tiba dan memanggil namaku. Tapi dia tidak ada disana. Dia tidak ada di
depanku. Entah kenapa, kakiku membimbingku untuk kembali ke pertigaan itu. dan
aku berlari. Berlari kembali untuk mencari Hara.
Dengan
nafas tersengal-sengal, aku sampai di pertigaan tempat aku dan Hara berpisah
tadi. Tapi tempat itu kosong. Hara telah pergi.
-Hara POV-
Gelang
manik-manik itu masih ada di atas meja belajarku dengan kokoh. Kuambil gelang
itu dari atas meja kemudian memakaikannya pada tanganku. Tiba-tiba sebuah
ingatan aneh muncul di kepalaku. Sungai. Ada sebuah sungai. Yang aku tidak tau
sungai apa itu. namun hanya sungai. Hanya sungai yang tidak ada artinya bagiku.
Apakah
gelang ini memiliki kekuatan magis? Melihat gelang yang sekarang terpasang
indah di tanganku ini membuatku merasakan kesedihan yang amat sangat. Dan
sesaat, aku teringat tentang Kai. Tiba-tiba saja Kai muncul di kepalaku.
Berputar-putar seperti segerombolan lalat di atas makanan.
Kenapa Kai?
Kenapa aku mengingat Kai?
Tiba-tiba
pintu kamarku terbuka. Aku kaget setengah mati saat melihat adikku ada di balik
pintu itu sambil cengengesan.
“YA! Apa
yang kau lakukan di situ?! Kau mengagetkanku tau!”bentakku. dia menjulurkan
lidah padaku. Dasar anak kecil menyebalkan!
“Eomma
memanggilmu tuh, tidak dengar ya dia teriak-teriak dari bawah?”
Aku menatap
adikku dengan penuh tanda tanya. Kudorong adikku dengan kasar dan dia terjatuh.
Aku sengaja melakukannya. Dia langsung bangkit dan marah-marah padaku. Aku mentertawakannya
sambil menuruni tangga.
“Eomma
memanggilku?”tanyaku.
“Iya,
tolong belikan eomma ‘roti jepang’ ya?”pinta ibuku. Aku mengangguk. Aku juga
mengerti kenapa dia tidak menyuruh Ha Myon yang melakukannya. Ketika aku
berbalik pergi, ibu memanggilku lagi.
“Hara-ah,
apa itu di tanganmu?”tanya ibu menghentikan langkahku. Aku menatap tanganku.
Bertanya-tanya apakah gelang ini tampak buruk di tanganku di mata ibuku.
“Aah, ini…
aku tidak tau ini milik siapa. Aku menemukannya di kotak penyimpananku.”
Ibu menatapku,
tiba-tiba pandangannya menjadi sedih dan merasa berdosa. Wanita yang selalu
menjadi wanita tercantik seumur hidupku itu tidak mengatakan sepatah katapun.
Keheningan membanjiri kami. Aku tidak tau harus apa. Diantara harus segera
pergi untuk membeli kebutuhan ibu tadi, atau menanyakan kenapa ibu diam dan
mendadak berekpresi sedih seperti itu.
“Ada apa,
Eomma?”
“Ah,”gumamnya,
“sudah sana, cepat pergi.”
Aku menatap ibu dengan canggung. Dia tidak
menatapku lagi. Tanpa berpikir panjang aku keluar dari rumah menuju warung
terdekat.
~~~~~~~~~~~TO BE CONTINUED~~~~~~~~~~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar