btw ini author cantik mau ngepost lanjutannya yang kemarin. pada ngikutin kan chingu? :D ah, wtv, happy reading all~
Title : Never Say Goodbye (2)
Author : Kang Ji Na
Main Cast : Choi Seunghyun (BigBang), Kwon Ji Yong (BigBang), Jung Sae In (OC)
Support Cast : Ah So Rim (OC), Jung Soo In (OC), Jung Eommonim (OC), Kang Dae Sung (BigBang), Dong Tae Yang (BigBang), Lee Seung Ri (BigBang)
Genre : Romance, Friendship, Sad
Rating : 15+ (PG)
Note : -
-Author POV-
Seungri masih
memperhatikan kedua orang yang duduk di bangku tengah agak kebelakang itu
dengan waspada. Semua gerakan pria yang sekarang sedang duduk di samping Sae In
itu membuatnya curiga.
“Saat bertemu
di bis waktu itu, kau mau kemana?”tanya si cowok berambut coklat muda.
“Aku mau ke
sekolah, mengajar.”jawab Sae In.
“Kau seorang
guru? Aku tidak percaya.”
“Kenapa tidak
percaya?”
“Kupikir kau
mahasiswa, wajahmu masih terlalu muda untuk jadi guru.”
“Sebenarnya,
aku hanya guru TK.”
“Tetap saja,
biasanya guru-guru TK juga sudah tua-tua. Memangnya berapa umurmu? 21? 20?”
Sae In malu
sekali dikatakan seperti itu. Tentu saja ia senang karena secara tidak langsung
cowok itu sedang memujinya. Terutama cowok itu mengira dia masih berumur 20
tahun. Padahal di akte kelahiran dan KTPnya menunjukkan bahwa dia lahir tahun 1988,
yang itu berarti dia sudah berumur 24 tahun di tahun ini.
“Oh iya,
perkenalkan, aku Kwon Ji Yong. aku menganggap diriku sendiri seorang musisi.”ujar
cowok yang mengaku sebagai Kwon Ji Yong itu, dia menjabat tangan Sae In.
“Aku Jung Sae
In. senang berkenalan denganmu.”
“Boleh aku
memanggilmu Jung seongsaenim?”tanya Ji Yong dengan nada bercanda. Tapi Sae In
justru tambah salting.
“Kenapa?”
“Kau kan guru
TK. Jadi aku harus menghormatimu.”
-Sae In POV-
Seung
Hyun-aaaaaaaaaaaaaah!!!!!! Kapan kau pulang! Kau jahat sekali!!! Gara-gara kau
tak kunjung pulang, aku jadi bertemu dengan Kwon Ji Yong dan aku jadi
menyukainya! Itu semua gara-gara kau!
Aku melahap
sereal terakhirku sambil berpikir keras. Seingatku, aku tidak pernah gampang
jatuh cinta. Untuk bisa mencintai Choi Seung Hyun yang sekarang menjadi
kekasihkupun aku butuh beberapa minggu. Aku teringat saat Seung Hyun terus
mengejarku dan menyatakan bahwa dia benar-benar menyukaiku. Saat itu aku tidak
menyukainya sama sekali makanya aku bilang aku butuh waktu. Akhirnya setelah
sebulan kami dekat gentian aku yang tergila-gila padanya.
Tapi
setidaknya kan aku harusnya butuh waktu juga untuk jatuh cinta pada Ji Yong!
“Hmmm, wajar
saja kalau kau jatuh cinta pada Ji Yong.”ujar Daesung bertingkah seperti
pendeta di kuil.
“Apa
maksudmu?”tanyaku agak tersinggung.
“Seung
Hyun-hyung meninggalkanmu selama hampir 2 tahun ini dan sudah 2 bulan tak ada
kabar darinya. Diam-diam kau mencari pelampiasan.”ujar Daesung, matanya yang
sipit dipejamkan membuatnya tambah sipit lagi seolah matanya menelusup ke
dalam.
“Ya! Aku
tidak mencari pelampiasan dan aku tidak menggunakan Jiyong sebagai
pelampiasan!”bantahku. jahat sekali aku pada Jiyong jika sampai melakukan itu.
Daesung
menghela nafas seperti pendeta di kuil, “Sunny-a, kau tidak merasakannya karena
memang begitulah rasanya nasib wanita yang sudah bertunangan tapi malah
ditinggal tunangannya ke Amerika.”
Aku menatap
Daesung dengan kesal. Aku tidak tau dan aku tidak mau menggunakan Jiyong
sebagai pelampiasan cintaku tak pernah sampai pada Seunghyun. Aku tau bahwa aku
tampak sangat miris dengan dandanan guru TK setiap pagi dan menjadi pelayan
restoran di restoran jepang bersama Seungri setiap petang dengan cincin
pertunangan melingkar di jari manisku sementara tunanganku berada jauh di
Amerika sana. Tapi bukan berarti aku bisa seenaknya menggunakan Jiyong sebagai
pelampiasan kan? Aku menyadari hal itu.
Aku melihat
Daesung masih asik membaca bukunya. Seung Hyun, saat ini, detik ini, aku merasa
aku telah mengkhianati cintamu. Cinta kita.
Meneruskan
bicara dengan Daesung tidak akan memberikan banyak jawaban. Aku segera pergi
dari perpustakaan dan berniat ingin menemui Sorim. Seorang temanku yang sangat
menyukai Seungri, juga adik sepupu Seunghyun. Kadang aku curiga dia mendekatiku
hanya untuk mengorek tentang Seungri. Tapi disisi lain gadis itu lebih dari
sekedar menyenangkan untuk digunakan sebagai tempat penampung curhatku.
Di tengah
jalan aku melihat ke arah langit. Itu yang biasa dilakukan Seung Hyun kalau dia
sedang berpikir atau tidak mau menjawab pertanyaanku. Hal yang sama kucoba,
siapa tau aku bisa menemukan jawabannya.
Seung Hyun,
kau tau tidak? Sekarang aku benar-benar tersiksa atas kepergianmu. Sebelumnya
aku yakin aku bisa menjaga kepercayaanmu dan berhasil. Tapi jiyong datang dan
merebut hatiku darimu.
Aku
memejamkan mataku. Membiarkan matahari menyinari wajahku dan aku membiarkan
hangatnya mencairkan pikiranku. Ketika aku membuka mata, tiba-tiba sudah ada
Seung Hyun di depanku juga melakukan hal yang sama denganku. Dia juga menatap
langit.
“Seung
Hyun?”panggilku. ini adalah salah satu bayangan yang selalu muncul dihadapanku
yang sebenarnya juga selalu muncul setiap aku membutuhkannya.
“Annyeong,
chagiya ku.”balas Seunghyun sambil tersenyum, “kau terlihat murung. Ada apa?”
“Kau tau
kenapa aku murung, masih bertanya.”jawabku ketus. Tentu saja dia tau. Dia
hanyalah bayangan buatanku (kata Daesung). Tiba-tiba Seunghyun memegang
tanganku dan menggenggamnya. Ibu jarinya mengelus cincin emas di jari manisku,
dia tersenyum indah seperti biasa. Senyum yang tak akan membuatku bisa
melupakannya. Bagiku dia adalah pangeran.
“Ikuti kata
hatimu, Sunny. Biarkan hatimu bicara. Pergilah ke tempat yang diinginkan
hatimu.”ujar Seunghyun. Aku tersenyum.
Bayangan itu menghilang bagai hantu dimakan
angin. Aku membuka mataku dan melihat sekeliling, masih sama seperti tadi. Dan
tentu saja tidak ada Seung Hyun. Kenapa bayangan bodoh itu menyuruhku mengikuti
kata hatiku?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar