Selasa, 12 Juni 2012

FF Never Say Good Bye (2)

Assalamu'alaikum, ukey, ttp aja ya~
btw ini author cantik mau ngepost lanjutannya yang kemarin. pada ngikutin kan chingu? :D ah, wtv, happy reading all~

Title : Never Say Goodbye (2)
Author : Kang Ji Na
Main Cast : Choi Seunghyun (BigBang), Kwon Ji Yong (BigBang), Jung Sae In (OC)
Support Cast : Ah So Rim (OC), Jung Soo In (OC), Jung Eommonim (OC), Kang Dae Sung (BigBang), Dong Tae Yang (BigBang), Lee Seung Ri (BigBang)
Genre : Romance, Friendship, Sad
Rating : 15+ (PG)
Note : -



-Author POV-
Seungri masih memperhatikan kedua orang yang duduk di bangku tengah agak kebelakang itu dengan waspada. Semua gerakan pria yang sekarang sedang duduk di samping Sae In itu membuatnya curiga.


“Saat bertemu di bis waktu itu, kau mau kemana?”tanya si cowok berambut coklat muda.
“Aku mau ke sekolah, mengajar.”jawab Sae In.
“Kau seorang guru? Aku tidak percaya.”
“Kenapa tidak percaya?”
“Kupikir kau mahasiswa, wajahmu masih terlalu muda untuk jadi guru.”
“Sebenarnya, aku hanya guru TK.”
“Tetap saja, biasanya guru-guru TK juga sudah tua-tua. Memangnya berapa umurmu? 21? 20?”
Sae In malu sekali dikatakan seperti itu. Tentu saja ia senang karena secara tidak langsung cowok itu sedang memujinya. Terutama cowok itu mengira dia masih berumur 20 tahun. Padahal di akte kelahiran dan KTPnya menunjukkan bahwa dia lahir tahun 1988, yang itu berarti dia sudah berumur 24 tahun di tahun ini.
“Oh iya, perkenalkan, aku Kwon Ji Yong. aku menganggap diriku sendiri seorang musisi.”ujar cowok yang mengaku sebagai Kwon Ji Yong itu, dia menjabat tangan Sae In.
“Aku Jung Sae In. senang berkenalan denganmu.”
“Boleh aku memanggilmu Jung seongsaenim?”tanya Ji Yong dengan nada bercanda. Tapi Sae In justru tambah salting.
“Kenapa?”                
“Kau kan guru TK. Jadi aku harus menghormatimu.”

-Sae In POV-
Seung Hyun-aaaaaaaaaaaaaah!!!!!! Kapan kau pulang! Kau jahat sekali!!! Gara-gara kau tak kunjung pulang, aku jadi bertemu dengan Kwon Ji Yong dan aku jadi menyukainya! Itu semua gara-gara kau!
Aku melahap sereal terakhirku sambil berpikir keras. Seingatku, aku tidak pernah gampang jatuh cinta. Untuk bisa mencintai Choi Seung Hyun yang sekarang menjadi kekasihkupun aku butuh beberapa minggu. Aku teringat saat Seung Hyun terus mengejarku dan menyatakan bahwa dia benar-benar menyukaiku. Saat itu aku tidak menyukainya sama sekali makanya aku bilang aku butuh waktu. Akhirnya setelah sebulan kami dekat gentian aku yang tergila-gila padanya.
Tapi setidaknya kan aku harusnya butuh waktu juga untuk jatuh cinta pada Ji Yong!

“Hmmm, wajar saja kalau kau jatuh cinta pada Ji Yong.”ujar Daesung bertingkah seperti pendeta di kuil.
“Apa maksudmu?”tanyaku agak tersinggung.
“Seung Hyun-hyung meninggalkanmu selama hampir 2 tahun ini dan sudah 2 bulan tak ada kabar darinya. Diam-diam kau mencari pelampiasan.”ujar Daesung, matanya yang sipit dipejamkan membuatnya tambah sipit lagi seolah matanya menelusup ke dalam.
“Ya! Aku tidak mencari pelampiasan dan aku tidak menggunakan Jiyong sebagai pelampiasan!”bantahku. jahat sekali aku pada Jiyong jika sampai melakukan itu.
Daesung menghela nafas seperti pendeta di kuil, “Sunny-a, kau tidak merasakannya karena memang begitulah rasanya nasib wanita yang sudah bertunangan tapi malah ditinggal tunangannya ke Amerika.”
Aku menatap Daesung dengan kesal. Aku tidak tau dan aku tidak mau menggunakan Jiyong sebagai pelampiasan cintaku tak pernah sampai pada Seunghyun. Aku tau bahwa aku tampak sangat miris dengan dandanan guru TK setiap pagi dan menjadi pelayan restoran di restoran jepang bersama Seungri setiap petang dengan cincin pertunangan melingkar di jari manisku sementara tunanganku berada jauh di Amerika sana. Tapi bukan berarti aku bisa seenaknya menggunakan Jiyong sebagai pelampiasan kan? Aku menyadari hal itu.
Aku melihat Daesung masih asik membaca bukunya. Seung Hyun, saat ini, detik ini, aku merasa aku telah mengkhianati cintamu. Cinta kita.
Meneruskan bicara dengan Daesung tidak akan memberikan banyak jawaban. Aku segera pergi dari perpustakaan dan berniat ingin menemui Sorim. Seorang temanku yang sangat menyukai Seungri, juga adik sepupu Seunghyun. Kadang aku curiga dia mendekatiku hanya untuk mengorek tentang Seungri. Tapi disisi lain gadis itu lebih dari sekedar menyenangkan untuk digunakan sebagai tempat penampung curhatku.
Di tengah jalan aku melihat ke arah langit. Itu yang biasa dilakukan Seung Hyun kalau dia sedang berpikir atau tidak mau menjawab pertanyaanku. Hal yang sama kucoba, siapa tau aku bisa menemukan jawabannya.
Seung Hyun, kau tau tidak? Sekarang aku benar-benar tersiksa atas kepergianmu. Sebelumnya aku yakin aku bisa menjaga kepercayaanmu dan berhasil. Tapi jiyong datang dan merebut hatiku darimu.
Aku memejamkan mataku. Membiarkan matahari menyinari wajahku dan aku membiarkan hangatnya mencairkan pikiranku. Ketika aku membuka mata, tiba-tiba sudah ada Seung Hyun di depanku juga melakukan hal yang sama denganku. Dia juga menatap langit.
“Seung Hyun?”panggilku. ini adalah salah satu bayangan yang selalu muncul dihadapanku yang sebenarnya juga selalu muncul setiap aku membutuhkannya.
“Annyeong, chagiya ku.”balas Seunghyun sambil tersenyum, “kau terlihat murung. Ada apa?”
“Kau tau kenapa aku murung, masih bertanya.”jawabku ketus. Tentu saja dia tau. Dia hanyalah bayangan buatanku (kata Daesung). Tiba-tiba Seunghyun memegang tanganku dan menggenggamnya. Ibu jarinya mengelus cincin emas di jari manisku, dia tersenyum indah seperti biasa. Senyum yang tak akan membuatku bisa melupakannya. Bagiku dia adalah pangeran.
“Ikuti kata hatimu, Sunny. Biarkan hatimu bicara. Pergilah ke tempat yang diinginkan hatimu.”ujar Seunghyun. Aku tersenyum.
Bayangan itu menghilang bagai hantu dimakan angin. Aku membuka mataku dan melihat sekeliling, masih sama seperti tadi. Dan tentu saja tidak ada Seung Hyun. Kenapa bayangan bodoh itu menyuruhku mengikuti kata hatiku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar