Kamis, 07 Juni 2012

FF (pesenan kiki A)

Assalamu'alaikum, kali ini saya akan ngepost ff request-an kiki ^_^ kalo menurutku sih ini cerita lumayan tapi endingnya aneh banget. monggo dibaca,

Title : RememberAuthor : Kang Ji Na
Main Cast : Oh Se Hoon/Sehun (EXO-k), Kim Jong In/Kai (EXO-k), Kwon Ha Ra (Original Character a.k.a kiki)
Genre : Romance
Rating : semua umur, tapi mending dibaca anak SMP keatas aja karena anak SD itu masa-masanya bermain, bukan pacaran ^^dPS : belajar dari kesalahan yang lalu soal berbagai bahasa korea dari ff i need you yang masya ampun gak jelasnya, kali ini saya membuat ff dengan peraturan-peraturan bahasa yang (menurut saya) lebih bagus daripada sebelumnya. and, this is it!




-7 years ago-
Di tepi Sungai Han, dua orang anak SD sedang duduk bersama. Mereka masih menggunakan seragam lengkap dengan tas dan sepatu. Bersama-sama menatap air tenang yang mengalir di bawah mereka.
“Hara, aku akan kembali. Kau akan menungguku, ‘kan?”tanya anak laki-laki yang duduk di sebelah kiri teman perempuannya itu. anak perempuan yang dipanggil Hara oleh anak laki-laki itu menggigit bibir bawahnya sabil menatap air di bawah mereka. Tatapannya sedih.
“Apa kau harus pergi, Jong In?”tanya Hara sambil menatap sahabatnya itu, Kim Jong In. Dia sangat tidak ingin Jong In pergi meninggalkannya.
“Aku harus ikut kedua orangtuaku. Hara, aku janji aku akan kembali. Aku tidak akan lama. Mungkin hanya 3 atau 4 tahun saja.”ucap Jong In sambil menggandeng tangan Hara. Mereka sudah bersahabat sejak TK. Tentu saja Hara merasa berat melepaskan Jong In untuk pindah ke Jepang sekarang.
“Aku mengerti.”balas Hara sedih.
Jong In mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, “Geulae…”ujarnya seraya memberikan gelang manik-manik yang berwarna warni, “agar kau selalu mengingat aku.”
Hara menatap Jong In dan gelang itu bergantian, “Jong In-ah, gomawo.”

-Author POV-
“Kwon Haraaaaaaa!!!”terdengar suara ibu mengetuk-etuk pintu kamar Hara dengan suara melengking, “kapan kau akan bangun anak malas?!”
Hara mengerang di balik selimutnya, “Aku akan bangun!”teriaknya dari dalam kamar, “5 menit lagi…”
“Kau tidak tau ini jam berapa?!”
Hara menyerah, ia membuka selimutnya kemudian melihat ke arah jam weker berwarna biru yang selalu setia menemaninya di samping kasurnya. Jarum pendek sudah menunjukkan pukul 7.30. mata Hara membulat.
“Oh tidak! Aku terlambat!!!”

Hara berlari secepat mungkin ke arah sekolahan. Ia tidak ingin terlambat dan dapat hukuman. Bis sekolah sudah meninggalkannya daritadi. Jam besar di depan gedung sekolah Hara menunjukkan pukul 8 lewat 7 menit. 3 menit lagi gurunya sudah akan berada di kelas dan menghukumnya dengan berdiri di depan kelas.
Brak!
Gadis berumur 18 tahun itu membuka pintu kelas sambil tersengal-sengal. Belum ada guru di sana dan anak-anak masih sibuk mengobrol dengan teman mereka. Hara menghela nafas bahagia. Dia segera masuk ke kelas kemudian duduk di samping Sehun seperti biasa.
“Hwaaaah~”Hara tersenyum bangga pada dirinya sendiri. Sehun menatap gadis itu dengan tatapan menyindir, “Apa yang kau lihat hah?”
“Kau tampak sangat bodoh, kau tau?”ejek Sehun dengan wajah menyebalkannya. Hara membalasnya dengan dengusan jengkel.
“Lari bagus untuk kesehatan.”ngeles Hara. Sehun menaikkan sebelah alisnya sambil menatap komik yang sedang di bacanya. Hara menatap namja belagu itu dengan kesal. Ia tidak mau menghabiskan tenaganya mencekik Sehun saat ini. Mungkin setelah makan siang saja.

-Sehun POV-
Lagi, gadis itu tampak paling hiperaktif diantara yang lain. Kwon Hara, temanku sejak kami kelas 1 SMA. Dia satu-satunya yeoja yang sikapnya selalu tampak bodoh dan berlebihan. Sekarang dia sedang sibuk berlarian kesana-kemari mengejar bola tennis seperti anak kucing yang mengejar kupu-kupu. Lucu tapi jadi kelihatan sekali bodohnya.
Tapi sebenarnya dia cukup cantik untuk ukurannya yang aneh dan tidak tertebak jalur pikirannya. Kadang kehiperannya itu membuatku tidak menganggapnya seperti melihat seorang “gadis”. Namun dibalik senyum ceria dan tingkahnya yang berlebihan itu, aku tau bahwa dia gadis yang sangat peka dan sensitif. Terkadang aku berpikir apa maksud dari senyum cerianya itu, apa maksud dari tingkahnya yang berlebihan dan selalu baik kepada semua orang itu.
“Sehun-ah! Aku memenangkan pertandingannya!”teriak Hara dari kejauhan.
“Tak ada hubungannya denganku!”balasku. Memang, saat dia mulai mengajakku bicara dan aku menyahutnya, aku tidak pernah mengatakan hal-hal yang berbau romantis ataupun akrab. Aku selalu meledeknya, mengatakan kata-kata kejam padanya. Tapi semua yang kulakukan itu hanya untuk menutupi bahwa aku menyukainya.

-Hara POV-
Aku mendatangi Sehun dan mengambil minuman yang ada di sampingnya. Dia kejam sekali. Dia bilang kalau aku bisa mengalahkan Jae In dia akan membelikanku makanan gratis. Tapi sekarang dia sok tidak perduli padaku.
“Hei, Sehun-ah, aku tau kau hanya mau menghindari janjimu tadi kan?”sergahku. dia melirik ke arahku dengan tatapan menghina lagi.
“Janji? Mana pernah aku janji padamu.”balas Sehun. Seperti ada batu menyandung kakiku, aku membalas tatapan menghina Sehun dengan tatapan kesal. Pembicaraan kami berakhir. Aku meneguk minuman isotonik yang tadi ada di samping Sehun. Jika aku disuruh memilih orang paling menyebalkan di dunia, aku jelas akan memilih Sehun.
Sehun adalah sahabatku. Aku menganggapnya begitu karena dia bahkan lebih dekat daripada teman-teman cewekku. Dan aku senang menganggapnya begitu. Meskipun ia lebih menyebalkan daripada anak anjing yang meminta makan pada majikannya, aku senang bisa berteman dengannya.
Setiap menatap Sehun yang kupikirkan adalah apakah ia akan tetap bersamaku seperti ini? Apakah dia akan meninggalkanku? Aku tidak tau kenapa aku terus berpikir dia akan meninggalkanku. Yang jelas itu mengganggu pikiranku. Terutama sebentar lagi kami berdua juga seluruh anak kelas 3 akan lulus. Kemungkinan kami akan berpisah tambah besar.
“Heh, ayam betina,”panggil Sehun, “kau mau pulang kapan?”
Aku benci sekali saat dia memanggilku ayam betina, “Ya! Diam kau fukuwarai!”

-Author POV-
Hara terdiam di kamarnya. Entah kenapa tiba-tiba ia merasa sangat sedih. Seperti teringat sesuatu tapi dia tidak terlalu yakin ingatan tentang apakah itu.
“Hara, ayo makan dulu.”undang ibunya dari balik pintu. Hara mengangguk. Dia segera berdiri dari tempat duduknya. Ketika akan berdiri, tangannya menyenggol sebuah kotak dan membuat kotak itu terjatuh di lantai. Isinyapun berhamburan ke mana-mana. Ada beberapa koin uang yang ia simpan dalam kotak itu, juga sebuah kunci mainan dan sebuah gelang manik-manik.
Gadis itu menatap gelang manik-manik yang ia temukan tersebut dengan seksama.

-Hara POV-
Ini gelang siapa? Aku tidak tau kenapa benda indah ini ada di kotak penyimpanan di atas meja belajarku. Aku tidak pernah merasa memiliki gelang ini.
Aku menatap gelang itu dan berpikir kapan aku membeli gelang manik-manik yang hanya digunakan anak SD ini?  Gelang dengan motif strawberry ini terlalu kenak-kanakan jika kukenakan sekarang. Tapi kenyataannya aku senang sekali pada gelang ini dan jujur saja aku langsung jatuh cinta pada gelang yang entah darimana asalnya ini.
“Hara-ah! Cepat turun dan makan!”perintah ibuku dari bawah.
“Ja!”
Kuletakkan gelang manik-manik itu di atas meja dan segera membereskan beberapa benda lain yang tadinya terjatuh. Ketika keluar dari kamar, aku tiba-tiba teringat sesuatu. Sesuatu yang sangat menyedihkan. Aku masuk lagi ke dalam kamar untuk memastikan sesuatu yang aku sendiri bahkan tidak tau apa itu. Saat melihat gelang itu, aku merasa sangat merindukan sesuatu. Tapi apa? bagaimana mungkin aku tidak mengerti apa yang sedang kurasakan saat ini?
Aku masih menatap gelang itu dengan tatapan horror.
“Kwon Hara! Cepat turun!”sekali lagi suara ibu melengking sampai ke lantai dua. Tanpa berpikir panjang lagi aku segera turun dan berusaha tidak memikirkan gelang manik-manik itu.

-Sehun POV-
Aku menatap yeoja yang ada di depanku ini dengan keheranan. Dia diam saja sejak tadi pagi. Aku penasaran apa yang berputar di kepalanya itu sekarang. Karena biasanya dia hiperaktif dan banyak bicara. Mungkin saja dia sedang memikirkan bagaimana cara menangkap kupu-kupu yang benar. Aku juga tidak tau. Tapi yang jelas semua ini membuatku penasaran.
“Heh, ayam betina, apa yang sedang kau—“
“Sehun-ah, apakah kau pernah memberiku gelang manik-manik?”tanyanya tiba-tiba. Gelang? Gelang apa? Aku menatap Hara kebingungan. Aku tidak pernah memberinya apapun kecuali makanan yang bisa ia habiskan dalam sekali lahapan. Kurasa aku sendiri juga akan berpikir dua kali saat memberinya gelang manik-manik. Pasti tidak akan cocok di tangannya.
“Aniya. Kenapa kau tiba-tiba bertanya tentang gelang manik-manik padaku?”tanyaku balik. Wajahnya berubah serius. Membuatnya tampak makin lucu.
“Aku punya gelang manik-manik tapi tidak ingat kapan belinya. Dan aku juga tidak pernah memakainya.”
“Bagaimana mungkin kau lupa benda yang pernah diberikan seseorang padamu? Memang ayam betina itu selalu bodoh ya.”
“Ya! Beraninya kau mengatakan hal itu! aku lebih tua daripada kau!”
Aku tertawa, “memangnya gelang seperti apa itu?”tanyaku.
Tiba-tiba dia diam. Wajahnya serius lagi. Bibirnya manyun-manyun kemudian ia menghela nafas, “itu gelang yang sangat bagus,”ujarnya, “sayang sekali aku tidak tau milik siapa gelang itu.”
“Kalau ada di rumahmu, jelaslah itu punyamu. Ha Myon tidak mungkin menggunakan gelang manik-manik kan?”
Dia menatapku dalam-dalam, “kau benar.”


~~~~~~~~~~~TO BE CONTINUED~~~~~~~~~~~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar