Title : RememberAuthor : Kang Ji Na
Main Cast : Oh Se Hoon/Sehun (EXO-k), Kim Jong In/Kai (EXO-k), Kwon Ha Ra (Original Character a.k.a kiki)
Genre : Romance
Rating : semua umur, tapi mending dibaca anak SMP keatas aja karena anak SD itu masa-masanya bermain, bukan pacaran ^^dPS : belajar dari kesalahan yang lalu soal berbagai bahasa korea dari ff i need you yang masya ampun gak jelasnya, kali ini saya membuat ff dengan peraturan-peraturan bahasa yang (menurut saya) lebih bagus daripada sebelumnya. and, this is it!
-7 years
ago-
Di tepi
Sungai Han, dua orang anak SD sedang duduk bersama. Mereka masih menggunakan
seragam lengkap dengan tas dan sepatu. Bersama-sama menatap air tenang yang
mengalir di bawah mereka.
“Hara, aku
akan kembali. Kau akan menungguku, ‘kan?”tanya anak laki-laki yang duduk di
sebelah kiri teman perempuannya itu. anak perempuan yang dipanggil Hara oleh
anak laki-laki itu menggigit bibir bawahnya sabil menatap air di bawah mereka.
Tatapannya sedih.
“Apa kau
harus pergi, Jong In?”tanya Hara sambil menatap sahabatnya itu, Kim Jong In.
Dia sangat tidak ingin Jong In pergi meninggalkannya.
“Aku harus
ikut kedua orangtuaku. Hara, aku janji aku akan kembali. Aku tidak akan lama.
Mungkin hanya 3 atau 4 tahun saja.”ucap Jong In sambil menggandeng tangan Hara.
Mereka sudah bersahabat sejak TK. Tentu saja Hara merasa berat melepaskan Jong
In untuk pindah ke Jepang sekarang.
“Aku
mengerti.”balas Hara sedih.
Jong In
mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, “Geulae…”ujarnya seraya memberikan
gelang manik-manik yang berwarna warni, “agar kau selalu mengingat aku.”
Hara menatap
Jong In dan gelang itu bergantian, “Jong In-ah, gomawo.”
-Author
POV-
“Kwon
Haraaaaaaa!!!”terdengar suara ibu mengetuk-etuk pintu kamar Hara dengan suara
melengking, “kapan kau akan bangun anak malas?!”
Hara
mengerang di balik selimutnya, “Aku akan bangun!”teriaknya dari dalam kamar, “5
menit lagi…”
“Kau tidak
tau ini jam berapa?!”
Hara
menyerah, ia membuka selimutnya kemudian melihat ke arah jam weker berwarna
biru yang selalu setia menemaninya di samping kasurnya. Jarum pendek sudah
menunjukkan pukul 7.30. mata Hara membulat.
“Oh tidak!
Aku terlambat!!!”
Hara
berlari secepat mungkin ke arah sekolahan. Ia tidak ingin terlambat dan dapat
hukuman. Bis sekolah sudah meninggalkannya daritadi. Jam besar di depan gedung
sekolah Hara menunjukkan pukul 8 lewat 7 menit. 3 menit lagi gurunya sudah akan
berada di kelas dan menghukumnya dengan berdiri di depan kelas.
Brak!
Gadis
berumur 18 tahun itu membuka pintu kelas sambil tersengal-sengal. Belum ada
guru di sana dan anak-anak masih sibuk mengobrol dengan teman mereka. Hara
menghela nafas bahagia. Dia segera masuk ke kelas kemudian duduk di samping
Sehun seperti biasa.
“Hwaaaah~”Hara
tersenyum bangga pada dirinya sendiri. Sehun menatap gadis itu dengan tatapan
menyindir, “Apa yang kau lihat hah?”
“Kau tampak
sangat bodoh, kau tau?”ejek Sehun dengan wajah menyebalkannya. Hara membalasnya
dengan dengusan jengkel.
“Lari bagus
untuk kesehatan.”ngeles Hara. Sehun menaikkan sebelah alisnya sambil menatap komik
yang sedang di bacanya. Hara menatap namja belagu itu dengan kesal. Ia tidak
mau menghabiskan tenaganya mencekik Sehun saat ini. Mungkin setelah makan siang
saja.
-Sehun POV-
Lagi, gadis
itu tampak paling hiperaktif diantara yang lain. Kwon Hara, temanku sejak kami
kelas 1 SMA. Dia satu-satunya yeoja yang sikapnya selalu tampak bodoh dan
berlebihan. Sekarang dia sedang sibuk berlarian kesana-kemari mengejar bola
tennis seperti anak kucing yang mengejar kupu-kupu. Lucu tapi jadi kelihatan
sekali bodohnya.
Tapi
sebenarnya dia cukup cantik untuk ukurannya yang aneh dan tidak tertebak jalur
pikirannya. Kadang kehiperannya itu membuatku tidak menganggapnya seperti
melihat seorang “gadis”. Namun dibalik senyum ceria dan tingkahnya yang
berlebihan itu, aku tau bahwa dia gadis yang sangat peka dan sensitif.
Terkadang aku berpikir apa maksud dari senyum cerianya itu, apa maksud dari
tingkahnya yang berlebihan dan selalu baik kepada semua orang itu.
“Sehun-ah!
Aku memenangkan pertandingannya!”teriak Hara dari kejauhan.
“Tak ada
hubungannya denganku!”balasku. Memang, saat dia mulai mengajakku bicara dan aku
menyahutnya, aku tidak pernah mengatakan hal-hal yang berbau romantis ataupun
akrab. Aku selalu meledeknya, mengatakan kata-kata kejam padanya. Tapi semua
yang kulakukan itu hanya untuk menutupi bahwa aku menyukainya.
-Hara POV-
Aku
mendatangi Sehun dan mengambil minuman yang ada di sampingnya. Dia kejam
sekali. Dia bilang kalau aku bisa mengalahkan Jae In dia akan membelikanku
makanan gratis. Tapi sekarang dia sok tidak perduli padaku.
“Hei,
Sehun-ah, aku tau kau hanya mau menghindari janjimu tadi kan?”sergahku. dia
melirik ke arahku dengan tatapan menghina lagi.
“Janji?
Mana pernah aku janji padamu.”balas Sehun. Seperti ada batu menyandung kakiku,
aku membalas tatapan menghina Sehun dengan tatapan kesal. Pembicaraan kami
berakhir. Aku meneguk minuman isotonik yang tadi ada di samping Sehun. Jika aku
disuruh memilih orang paling menyebalkan di dunia, aku jelas akan memilih
Sehun.
Sehun
adalah sahabatku. Aku menganggapnya begitu karena dia bahkan lebih dekat
daripada teman-teman cewekku. Dan aku senang menganggapnya begitu. Meskipun ia
lebih menyebalkan daripada anak anjing yang meminta makan pada majikannya, aku
senang bisa berteman dengannya.
Setiap
menatap Sehun yang kupikirkan adalah apakah ia akan tetap bersamaku seperti
ini? Apakah dia akan meninggalkanku? Aku tidak tau kenapa aku terus berpikir
dia akan meninggalkanku. Yang jelas itu mengganggu pikiranku. Terutama sebentar
lagi kami berdua juga seluruh anak kelas 3 akan lulus. Kemungkinan kami akan
berpisah tambah besar.
“Heh, ayam
betina,”panggil Sehun, “kau mau pulang kapan?”
Aku benci
sekali saat dia memanggilku ayam betina, “Ya! Diam kau fukuwarai!”
-Author
POV-
Hara
terdiam di kamarnya. Entah kenapa tiba-tiba ia merasa sangat sedih. Seperti
teringat sesuatu tapi dia tidak terlalu yakin ingatan tentang apakah itu.
“Hara, ayo
makan dulu.”undang ibunya dari balik pintu. Hara mengangguk. Dia segera berdiri
dari tempat duduknya. Ketika akan berdiri, tangannya menyenggol sebuah kotak
dan membuat kotak itu terjatuh di lantai. Isinyapun berhamburan ke mana-mana.
Ada beberapa koin uang yang ia simpan dalam kotak itu, juga sebuah kunci mainan
dan sebuah gelang manik-manik.
Gadis itu
menatap gelang manik-manik yang ia temukan tersebut dengan seksama.
-Hara POV-
Ini gelang
siapa? Aku tidak tau kenapa benda indah ini ada di kotak penyimpanan di atas
meja belajarku. Aku tidak pernah merasa memiliki gelang ini.
Aku menatap
gelang itu dan berpikir kapan aku membeli gelang manik-manik yang hanya
digunakan anak SD ini? Gelang dengan
motif strawberry ini terlalu kenak-kanakan jika kukenakan sekarang. Tapi
kenyataannya aku senang sekali pada gelang ini dan jujur saja aku langsung jatuh
cinta pada gelang yang entah darimana asalnya ini.
“Hara-ah!
Cepat turun dan makan!”perintah ibuku dari bawah.
“Ja!”
Kuletakkan
gelang manik-manik itu di atas meja dan segera membereskan beberapa benda lain
yang tadinya terjatuh. Ketika keluar dari kamar, aku tiba-tiba teringat
sesuatu. Sesuatu yang sangat menyedihkan. Aku masuk lagi ke dalam kamar untuk
memastikan sesuatu yang aku sendiri bahkan tidak tau apa itu. Saat melihat
gelang itu, aku merasa sangat merindukan sesuatu. Tapi apa? bagaimana mungkin
aku tidak mengerti apa yang sedang kurasakan saat ini?
Aku masih
menatap gelang itu dengan tatapan horror.
“Kwon Hara!
Cepat turun!”sekali lagi suara ibu melengking sampai ke lantai dua. Tanpa
berpikir panjang lagi aku segera turun dan berusaha tidak memikirkan gelang
manik-manik itu.
-Sehun POV-
Aku menatap
yeoja yang ada di depanku ini dengan keheranan. Dia diam saja sejak tadi pagi.
Aku penasaran apa yang berputar di kepalanya itu sekarang. Karena biasanya dia
hiperaktif dan banyak bicara. Mungkin saja dia sedang memikirkan bagaimana cara
menangkap kupu-kupu yang benar. Aku juga tidak tau. Tapi yang jelas semua ini
membuatku penasaran.
“Heh, ayam
betina, apa yang sedang kau—“
“Sehun-ah,
apakah kau pernah memberiku gelang manik-manik?”tanyanya tiba-tiba. Gelang?
Gelang apa? Aku menatap Hara kebingungan. Aku tidak pernah memberinya apapun
kecuali makanan yang bisa ia habiskan dalam sekali lahapan. Kurasa aku sendiri
juga akan berpikir dua kali saat memberinya gelang manik-manik. Pasti tidak
akan cocok di tangannya.
“Aniya.
Kenapa kau tiba-tiba bertanya tentang gelang manik-manik padaku?”tanyaku balik.
Wajahnya berubah serius. Membuatnya tampak makin lucu.
“Aku punya
gelang manik-manik tapi tidak ingat kapan belinya. Dan aku juga tidak pernah
memakainya.”
“Bagaimana
mungkin kau lupa benda yang pernah diberikan seseorang padamu? Memang ayam
betina itu selalu bodoh ya.”
“Ya!
Beraninya kau mengatakan hal itu! aku lebih tua daripada kau!”
Aku
tertawa, “memangnya gelang seperti apa itu?”tanyaku.
Tiba-tiba
dia diam. Wajahnya serius lagi. Bibirnya manyun-manyun kemudian ia menghela
nafas, “itu gelang yang sangat bagus,”ujarnya, “sayang sekali aku tidak tau
milik siapa gelang itu.”
“Kalau ada
di rumahmu, jelaslah itu punyamu. Ha Myon tidak mungkin menggunakan gelang
manik-manik kan?”
Dia menatapku dalam-dalam, “kau benar.”~~~~~~~~~~~TO BE CONTINUED~~~~~~~~~~~~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar